tirto.id - Hasil pengembangan perkara bom bunuh diri di Pos Pantau Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Densus 88 Antiteror menangkap dua terduga teroris lainnya.
"Penangkapan pada Minggu (9/6/2019) di Lampung atas nama AA alias Umar (30). Sebelumnya juga ditangkap di Sukoharjo, atas nama S (31). Kedua tersangka ini bagian dari aksi bom bunuh diri di Kartasura," ujar Kabag Penum Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Senin (10/6/2019).
AA ditangkap dalam upayanya melarikan diri dari polisi, ia dan dua rekannya itu pun berasal dari Sukoharjo.
Peran dari mereka, lanjut Asep, ialah mengetahui rencana bom bunuh diri yang dilakukan oleh Rofik Asharudin (22). Selain itu, kedua tersangka juga diduga bersama-sama merakit bom yang digunakan dalam peristiwa.
Polisi mengira aksi Rofik ialah lone wolf (beraksi sendiri), dengan penangkapan ini diketahui bahwa ketiga tersangka itu bekerja sama. Asep menyatakan mereka mengikuti paham ISIS.
"Mereka bersimpati kepada ISIS dengan berbaiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi," ujar Asep.
Para pelaku berbaiat menggunakan media sosial, bukan bertemu langsung dengan pemimpin ISIS.
Rofik meledakkan diri di depan pos pantau, Senin (3/6/2019), sekitar pukul 22.45 WIB. Sebelum beraksi, ia meninggalkan sepeda motor merek Suzuki Shogun bernopol AB 4051 WK. Lantas ia berjalan ke arah pos sambil menggunakan headset, Rofik duduk di trotoar dekat pos sekitar lima hingga 10 menit.
Kemudian lelaki kelahiran 1 Desember 1997 itu meledakkan diri. Akibatnya, perut dan tangan kanan Rofik luka. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Polisi juga menggeledah rumah orang tua pelaku tempat ia menetap dan menemukan dua plastik isi belerang, satu plastik isi potasium klorat, campuran belerang dengan potasium arang atau black powder dalam Tupperware.
Lalu ada empat switch, baterai 9 volt, serbuk putih yang diduga nitrat, satu plastik arang, dua plastik kabel berwarna kuning dan kabel clay, pengisi daya baterai, dua pipa berukuran dua hingga 15 sentimeter, detonator manual warna putih dengan kabel hijau dan putih, solder serta sisa paku.
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Forensik, kesimpulan sementara menyatakan jenis bom yang dipakai Rofik berdaya ledak rendah (low explosive). Serpihan bom di TKP dan sisa serbuk di tubuh pelaku identik.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali