Menuju konten utama

Polisi Perancis Diteror Pria Bersenjata Palu di Notre Dame

Laki-laki itu membawa senjata dan berteriak "Ini untuk Suriah", saat menyerang polisi berusia 22 tahun di luar Gereja Notre Dame.

Polisi Perancis Diteror Pria Bersenjata Palu di Notre Dame
Ilustrasi. Polisi Prancis berpatroli di Champs Elysees Avenue sehari setelah seorang polisi tewas dan dua lainnya terluka dalam sebuah insiden penembakan di Paris, Prancis, Jumat (21/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Benoit Tessier.

tirto.id - Pada Selasa (6/6/2017), polisi Perancis diserang laki-laki menggunakan palu di kawasan salah satu ikon wisata, Gereja Notre Dame. Belakangan baru diketahui laki-laki penyerang itu juga bersenjatakan pisau dapur.

Pria itu akhirnya dilumpuhkan dengan cara ditembak setelah membuat pengunjung Gereja Notre Dame takut. Ratusan orang meninggalkan gereja dan kafe-kafe terdekat saat sekitar 100 polisi mengepung lokasi.

Terkait peristiwa ini, Menteri Dalam Negeri Perancis Gerard Collomb menyatakan bahwa laki-laki penyerang itu dari KTP-nya diduga adalah mahasiswa Algeria. Ia membawa senjata dan berteriak "Ini untuk Suriah", saat dia menyerang polisi berusia 22 tahun, Collomb mengungkapkan sebagaimana dikutip dari The Guardian.

Collomb juga mendatangi lokasi, 50 meter dari lokasi itu, untuk berdialog dengan polisi yang terlibat dalam serangan itu. Dia katakan, laki-laki itu mendekati polisi yang dia serang dari belakang, sekitar pukul 4.20 petang, mengambil palu dari tas punggungnya, dan memukulkan palu ke kepala salah satu polisi yang tengah berpatroli itu.

"Rekan polisi itu kontan menembak dia untuk mencegah rekannya terluka lebih parah. Jika dia tidak bereaksi begitu, rekannya bisa lebih parah. Adapun laki-laki penyerang itu terluka tembak dan dirawat," kata Collomb.

Collomb mengatakan, "Sekali lagi polisi dan petugas keamanan di negara kami sebagaimana di belahan lain Eropa, menjadi korban penyerangan atas nama ideologi kriminal. Kami melihat di sini ada terorisme yang canggih hingga bersenjata benda-benda yang sangat biasa kita pergunakan sehari-hari," kata dia.

"Penyerang diduga seorang mahasiswa dari Algeria, membawa kartu yang bisa kami verifikasi otentisitasnya," kata Collomb menjelaskan. Ia menerangkan, pemerintah tengah pertimbangkan memberlakukan lagi kondisi darurat keamanan nasional, sebagaimana pernah diberlakukan setelah pemboman dan penembakan massal di Paris pada November 2015 yang menewaskan 130 orang sipil.

"Pertarungan melawan terorisme adalah prioritas bagi presiden republik ini," katanya, seraya menambahkan, pertemuan para petinggi di bidang pertahanan digelar di Istana Elysee, Paris, Rabu (7/6/2017) ini. Tiga hari sebelum ini, seorang laki-laki bersenjatakan pisau juga menyerang pejalan kaki di Jembatan London. Dia menikam siapa saja di restoran dan bar dekat Pasar Borough, dengan korban tujuh orang tewas.

Baca juga artikel terkait AKSI TEROR atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari