Menuju konten utama

Polisi: Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Bunuh Dua Petani

Pembunuhan terhadap dua petani di Poso diduga oleh Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.

Polisi: Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Bunuh Dua Petani
Sejumlah polisi bersenjata berjaga di depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (16/4/2020). ANTARAFOTO/Basri Marzuki/aww.

tirto.id - Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah Kombes Didik Supranoto mengatakan kelompok terduga teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso diduga menjadi pelaku pembunuhan terhadap dua warga di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Kedua korban atas nama Papa Dewi dan Nenek Ubad. Keduanya berprofesi sebagai petani. Saat meninggal pada Senin (10/5) pukul 08.00 WITA, keduanya ditemukan di ladang dengan luka di bagian leher. Jarak perkebunan dengan pemukiman warga dilaporkan jauh, sehingga masyarakat diklaim tetap tenang.

“Diperkirakan pelakunya adalah kelompok MIT karena saksi mengatakan pada saat datang ada yang dikenal, salah satunya DPO MIT yaitu Qatar,” jelas Kombes Didik, Selasa (11/5/2021).

Tim Satgas Madago Raya, TNI dan Polri masih menyelidiki keberadaan pelaku. Dalam penyelidikan, polisi sempat kehilangan jejak setelah mereka masuk kembali ke dalam hutan sekitar Kabupaten Poso, Parigi Moutong dan Sigi.

Pembunuhan terhadap warga sipil ini menambah daftar panjang kejahatan MIT, kelompok pro-ISIS di Indonesia. Selama 2020, MIT tercatat membunuh tujuh warga sipil dalam enam serangan. Sejak 2018, MIT dipimpin oleh Ali Kalora setelah pemimpin mereka, Santoso, tewas pada Juli 2016, melansir laporan IPAC. Jumlah kombatan MIT pada awal 2021 dilaporkan 11 orang dengan kekuatan senjata api satu senapan, satu pistol dan ratusan peluru, itu menjelaskan mengapa pembunuhan yang terjadi beberapa waktu ini dilakukan dengan senjata tajam.

Sebelumnya, Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan, saat ini Satgas TNI-Polri yang tergabung dalam Operasi Madago Raya tahap dua masih mengejar pelaku.

"Yang kita lakukan selama ini baik human intelijen, dan ITE agak kita terputus, tapi bukan berarti kita tidak melakukan upaya pengejaran," jelas Kapolda pada Jumat (30/4) lalu.

Baca juga artikel terkait MUJAHIDIN INDONESIA TIMUR atau tulisan lainnya

tirto.id - Hukum
Reporter: Antara
Editor: Zakki Amali