Menuju konten utama
Dugaan Teror AdaKami

Polda Metro: Korban Teror Pinjol Berdomisili di Baturaja Sumsel

Polda Metro Jaya ikut turun tangan menelusuri kasus bunuh diri diduga nasabah penyedia pinjaman online (pinjol), AdaKami.

Polda Metro: Korban Teror Pinjol Berdomisili di Baturaja Sumsel
Ilustrasi pinjaman online. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Metro Jaya ikut turun tangan menelusuri kasus bunuh diri diduga nasabah penyedia pinjaman online (pinjol), AdaKami. Korban diduga mengakhiri hidup karena diteror tim penagihan cicilan.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pihaknya telah menghubungi admin di akun X (dulu Twitter) yang menyebarkan informasi tersebut dan diperoleh keterangan bahwa korban merupakan warga asal Sumatera Selatan.

"Didapatkan informasi dari admin bahwa korban yang meninggal bunuh diri tersebut berdomisili di Baturaja, Provinsi Sumatera Selatan," kata Ade kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (22/9/2023).

Perwira menengah Polri itu mengatakan informasi yang diperoleh bahwa admin X itu bukan keluarga korban. Namun, akun itu mendapatkan informasi dari sepupu korban.

"Bahwa admin mendapatkan informasi dari teman sepupu dari korban yang meninggal bunuh diri dimaksudkan selanjutnya admin mengunggah unggahan tersebut di akun admin," ucap Ade.

Ade mengatakan, pihaknya juga telah menyarankan admin tersebut agar keluarga korban melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian setempat.

"Sudah disarankan kepada admin dimaksud untuk menyampaikan kepada keluarga korban untuk melaporkan dugaan tindak pidana yang terjadi ke kantor kepolisian terdekat," tutur Ade Simanjuntak.

Dalam kesempatan terpisah, Bareskrim Polri bakal ikut berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengusut kasus itu. Saat ini, proses koordinasi masih dilakukan.

"Kalau tidak salah di tangani oleh penyidik Polri yang ada di OJK. Masih koordinasi," kata Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan kepada Tirto.

Sebelumnya, masyarakat dibuat heboh dengan viralnya kasus bunuh diri seorang pria berinisial K. Kematian korban disebut-sebut dipicu oleh teror DC AdaKami yang terus berdatangan hingga menyebabkan kondisi kehidupan K jadi tidak stabil.

Diungkapkan oleh akun Twitter @rakyatvspinjol pada 17 September 2023, diketahui K awalnya meminjam uang di Adakami sekitar Rp9,4 juta. Namun, K disebut harus membayarnya hingga dua kali lipat dengan perkiraan nominalnya mencapai Rp18-19 juta.

K tengah bekerja di salah satu kantor pemerintahan sebagai honorer dengan kontrak 5 tahun. Kendati memiliki pekerjaan honorer, K diketahui mengalami kesulitan untuk membayar pinjaman hingga telat bayar.

Buntut telat pembayaran tersebut, K kemudian mulai mendapatkan banyak teror dari Debt Collector Adakami. Teror DC Adakami kian brutal dan berlanjut ke tempat pekerjaannya. Alhasil, korban terpaksa harus dipecat karena teror tersebut dinilai sudah sangat mengganggu.

Teror DC AdaKami tak hanya sampai situ. Korban disebut mendapatkan teror lainnya berupa orderan fiktif dari ojek online (ojol) yang berdatangan 5-6 kali dalam satu hari. Kondisi tersebut semakin membuat korban merasa tertekan ditambah keadaan rumah tangganya pun mulai terganggu.

Istri dan anaknya terpaksa dipulangkan ke rumah orang tuanya agar terhindar dari teror. Pada saat korban meminta istrinya untuk kembali pulang dan melakukan mediasi terkait permasalahan yang tengah dihadapi, istri korban menolak dengan alasan karena takut teror yang masih terus berdatangan.

Setelah keadaan semakin tak terkendali, K diduga memilih mengakhiri hidupnya. Akan tetapi, teror tersebut rupanya masih terus berlanjut hingga DC AdaKami disebut tidak mempercayai kabar kematian korban.

Baca juga artikel terkait KASUS ADAKAMI atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Hukum
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang