tirto.id - Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menghabiskan sebanyak 800 ribu dolar AS untuk pembelian perhiasan di Italia dalam sehari, menurut pembacaan di Pengadilan Kuala Lumpur, Senin (15/7/2019).
Melansir The Guardian, dalam pembacaan tersebut, Razak bertransaksi dengan kartu kredit Visa dan Mastercard Platinum di De Grisogono, sebuah toko perhiasan mewah Swiss di Italia pada 8 Agustus 2014. Barang yang dibeli seharga 800 ribu dolar AS.
Beberapa bulan kemudian, ia menghabiskan 108 ribu dolar AS di butik Chanel di Hawaii dan 127 ribu Ringgit Malaysia di hotel Shang-ri La Bangkok dengan kartu kredit yang sama. Semua transaksi tersebut atas nama Najib yang terdaftar di Ambank.
Kartu kredit tersebut dijadikan barang bukti untuk pengadilan Razak atas kasus korupsi 1MDB (1 Malaysia Development Behad).
Razak yang turun jabatan pada Mei tahun lalu kini menghadapi serangkaian dugaan korupsi dan penyalahgunaan kepercayaan publik terkait dengan pendanaan pemerintah 1MDB.
Pengadilan ini adalah sidang pertama bagi Razak untuk kasus korupsi ini. Kedepannya, ia akan menghadapi serangkaian sidang lanjutan.
Di bawah pengawasan Najib, sekitar 4 miliar dolar AS hilang dari dana 1MDB dan dibelanjakan di seluruh dunia, mendanai film, real estate, dan pesta ala selebritas.
Sekitar 681 juta dolar AS masuk ke rekening pribadi Najib dan digunakan untuk mendanai gaya hidupnya dan istrinya, Rosmah Mansour.
Najib dan Rosmah, yang keduanya menghadapi tuduhan berlapis, menyangkal semua tuduhan tersebut.
South China Morning Post melansir, gaya hidup mewah Najib dan Rosmah memantik kemarahan warga Malaysia kala mereka memerintah.
Saat mereka ditangkap, terdapat semacam kebencian kolektif yang ditujukan kepada keluarga mereka saat ditemukan harta benda mewah setara dengan 273 juta dolar AS.
Harta benda tersebut di antaranya 1,4 ribu kalung, 567 tas, 423 jam tangan, 2,2 ribu cincin, 1,6 ribu bros, dan 14 tiara.
Penemuan tersebut dianggap jarahan dari tersebar sepanjang sejarah dari pejabat pemerintahan.
Najib berdalih bahwa semua pengeluaran tersebut adalah untuk kepentingan pemerintahan.
“Pengeluaran tersebut digunakan untuk memberi hadiah kepada anggota senior di pemerintahan kerajaan dan rombongan yang sudah memiliki hubungan baik dengan negara kita,” tulis Najib dalam sebuah unggahan di media sosialnya.
“Hal normal untuk memberi hadiah ke pemimpin dari pemerintahan lain,” Najib tidak menambahkan siapa saja pihak yang menerima hadiah-hadiah tersebut.
Yeoh Eng Leong, wakil Presiden Ambank (bank yang mengeluarkan kartu kredit Visa dan Mastercard Platinum Najib), bersaksi di pengadilan pada hari ke-37 usai penangkapan Najib.
Ia menyampaikan bahwa ada 42 juta ringgit yang bertransaksi dengan akun Najib, dana diperoleh dari SRC International, bekas unit pembiayaan 1MDB, sebagaimana diwartakan Channel News Asia.
Kedua kartu tersebut, ia menambahkan, digunakan untuk bertransaksi hingga limit 3 juta ringgit, Visa untuk membayar transaksi senilai 450 ribu, sedangkan Mastercard Platinum untuk membayar transaksi senilai 2,8 juta ringgit.
Selama peninjauan silang dengan pengacara Najib, Harvinderjit Singh, Yeoh sepakat bahwa terakhir kali kartu kredit digunakan adalah April 2015, oleh seorang bernama Nik Faisal Ariff Kamil, mantan CEO SRC Internationnal. Semua transaksi berasa dari akun rekening Najib.
Saat ini Najib (66) menghadapi 3 tuduhan yang membuatnya harus diadili, yaitu penyalahgunaan kekuasan, penyalahgunaan kepercayaan publik, dan pencucian uang atau korupsi.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo