tirto.id - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Bantar Gebang mulai operasional pada hari ini.
Kepala BPPT Hammam Riza menjelaskan, pembangunan PLTSa ini merupakan sebuah pilot project pengelolaan sampah termal yang nantinya akan dicontoh pengolahannya oleh TPA di beberapa daerah lainnya.
"Jadi konsep kita itu adalah waste to energy, dari sampah bisa hasilkan energi listrik. Sampah yang diolah dalam PLTSa ini adalah sampah dari sumber yang sudah tidak termanfaatkan lagi," jelas Hammam di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (25/3/2019).
Dia menyebutkan, pilot project PLTSa Merah putih ini dibangun dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 100 ton per hari, dan akan menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kilowatt hour.
Ia menjelaskan, PLTSa Bantar Gebang merupakan pembangkit listrik tenaga sampah pertama di Indonesia. Tujuan dari dibangunnya fasilitas tersebut untuk mengatasi masalah timbunan sampah yang makin menggunung. Fasilitas ini telah dibangun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak Maret 2018.
Pilot Project PLTSa Merah-Putih ini, ditujukan untuk menjadi percontohan secara nasional, khususnya sebagai solusi mengatasi timbunan sampah di kota besar.
"Kita harus sadar, ini perlu teknologi dalam mengolah sampah Indonesia yang kita tahu kondisinya tercampur. Selain juga mengandung bahan organik tinggi, kelembaban tinggi, dan dengan nilai kalori yang rendah. Untuk itu BPPT memakai teknologi pengolah sampah proses thermal," ujar dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno