tirto.id - Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan Presiden Joko Widodo ingin ada kawasan pertanian yang terintegrasi sehingga bisa meminimalisir dampak saat terjadinya krisis pangan.
"Secara umum hari ini kita diskusi soal food estate dimana beliau, Pak Presiden inginkan satu kawasan di situ terintegrasi masif fokus pada pangan dan energi. Jadi poinnya seperti itu, sehingga ini enggak bisa separuh-separuh, karena potensi marketnya kan ada di Indonesia," kata Arief usai rapat bersama Presiden Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/10/2023).
"Kenapa kok ada di luar semuanya? Misalnya Tebu, gula, dan lain-lain, beras gitu lho. Kita punya lahan yang masih produktif, infrastruktur sudah dibangun oleh PUPR Pak Bas, kemudian ada Menteri Investasi dan Menteri BUMN di situ juga, LHK di sana, satu lagi ATR BPN. Jadi kita siapkan itu," lanjut Arief.
Arief mengatakan pemerintah tidak akan mengerjakan saat musim tanam saja melainkan dikerjakan secara masif. Ia hanya mengatakan pemerintah segera mengerjakan program food estate dengan skala ekonomi yang memadai.
Saat ini Kementan dalam kurun waktu satu hingga dua minggu akan mempersiapkan tanam MP1. Arief tidak merinci lokasi, tetapi ia memastikan produksi akan dimulai dari hulu hingga hilir mulai pertanian, logistik hingga pasca panen seperti pengolahan dan pemasaran.
Pemerintah juga membangun sejumlah infrastruktur seperti irigasi dan pompa untuk mendukung pembangunan food estate. Ia pun mengaku pemerintah fokus di beras dan gula.
Saat ditanya siapa investor proyek tersebut, Arief belum mau menjawab. Namun ia memastikan investasi melibatkan BUMN dan pihak swasta. Saat ini, belum ada investor yang masuk.
"Belum ada," jawab Arief singkat.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto