Menuju konten utama

PLN: Kami Punya Dana Bangun Proyek PLTU

PLN telah membatalkan lelang untuk proyek PLTU Jawa 5 karena dinilai ada kejanggalan. Untuk itu, PLN akan mengeluarkan dana sendiri untuk membangun proyek bernilai hingga Rp40 triliun itu. Namun, megaproyek itu tetap akan dikerjakan dengan skema pengembang swasta, yakni kerja sama antara anak perusahaan PLN dengan swasta.

PLN: Kami Punya Dana Bangun Proyek PLTU
Direktur Utama PT PLN (persero) Sofyan Basir. Antara Foto/Puspa Perwitasari.

tirto.id - PT PLN (Persero) akan membangun sendiri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 5 yang berkapasitas 2x1.000 MW di Serang, Banten, setelah pembatalan lelang megaproyek tersebut.

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso di Jakarta, Selasa, mengatakan proyek itu tetap akan dikerjakan dengan skema pengembang swasta (Independent Power Producer/IPP).

"Tapi, bentuknya nanti kerja sama (antara anak perusahaan PLN dengan swasta)," katanya.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan perusahaan mempunyai cukup dana untuk membangun proyek PLTU yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp40 triliun.

"Dana tidak masalah. Kami ada," katanya.

Berdasarkan revaluasi, menurut dia, aset PLN tercatat sekitar Rp850 triliun.

Dengan demikian, ia melanjutkan, PLN bisa meminjam tiga kali lipat dari itu atau sekitar Rp2.000 triliun.

"Besar sekali kemampuan kami, sehingga tidak masalah kalau PLTU itu dibangun sendiri," kata Sofyan.

Sebelumnya, PLN telah membatalkan lelang IPP untuk proyek PLTU Jawa 5 karena dinilai terdapat kejanggalan.

Lelang diikuti enam peserta, dengan tiga di antaranya memasukkan penawaran. Peserta yang dinyatakan lolos sebagai calon pemenang adalah Konsorsium China Oceanwide Holding, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dan Shanghai Electric Power Corporation (SEPC).

Sementara, peserta lain adalah PT Sumber Segara Primadaya (SSP), China Nuclear Engineering Group Corporation Ltd (CNEC), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pada saat penawaran harga, Konsorsium Oceanwide menawarkan harga listrik 4,5 sen dolar AS per kilo-Watt hour (kWh), sedangkan konsorsium SSP mengajukan 5,4 dolar sen per kWh.

Baca juga artikel terkait EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari