Menuju konten utama

PGE Klaim Masa Depan Energi Panas Bumi di RI Menjanjikan

PGE optimistis masa depan depan energi panas bumi Indonesia masih menjanjikan.

PGE Klaim Masa Depan Energi Panas Bumi di RI Menjanjikan
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk Ahmad Yuniarto (kedua kanan) bersama jajaran direksi bertumpu tangan pada konferensi pers Penawaran Umum Perdana Saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk di Jakarta, Rabu (1/2/2023). PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) mulai 1-9 Februari 2023 dengan melepas sebanyak-banyaknya 10,350 miliar saham biasa atas nama dengan penawaran berkisar antara Rp820-Rp945 per saham. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

tirto.id - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE optimistis masa depan depan energi panas bumi Indonesia masih menjanjikan. Terlebih saat ini era transisi energi dan kebijakan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sudah mulai masif.

Pjs Corporate Secretary PGE, Muhammad Taufik menuturkan dibandingkan dengan EBT lain, panas bumi memiliki banyak kelebihan. Salah satunya yaitu bisa memberikan hasil, tidak tergantung musim dan cuaca, tersedia setiap saat serta memiliki faktor kapasitas yang tinggi.

"Tenaga panas bumi memiliki kombinasi yang menarik dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lainnya dengan keunggulan biaya yang kompetitif ," kata Taufik kepada Tirto, Kamis (16/3/2023).

Taufik menjelaskan terdapat beberapa keunggulan kompetitif dari energi panas bumi lainnya berdasarkan prospektus perseroan. Yaitu dinamika industri yang kondusif dan kebijakan pemerintah yang mendukung energi panas bumi.

Kemudian PGE juga menjadi salah satu perusahaan lanas bumi terbesar baik di Indonesia maupun global dalam hal kapasitas terpasang hingga 1.877MW. PGE saat ini sedang merencanakan pengembangan sebesar 600 MW di tahun 2027. Rencana pengembangan tersebut setara dengan 32 persen target penambahan kapasitas terpasang PLTP dalam RUPTL 2021-2030.

Penambahan kapasitas ini juga untuk menghemat alokasi belanja modal (capital expenditure) Capex untuk melakukan pengembangan. PGE mengoptimalkan investasi wilayah kerja eksisting yang dimana cadangan dan infrastruktur awalnya sudah siap.

Keunggulan lainnya sumber daya panas bumi saat ini berlimpah di Indonesia dan mendukung pengembangan pembangkit listrik panas bumi di seluruh Indonesia. Serta kemampuan perusahaan dalam pengembangan sumber daya panas bumi dan lembangkitan listrik secara menyeluruh yang solid dan terbukti.

Sebelumnya Lembaga studi publik yang fokus pada ketersediaan energi, ReforMiner Institute menilai terdapat tantangan serius bagi pelaku industri Energi Baru Terbarukan (EBT), tak terkecuali geothermal. Apalagi bisnis transisi energi dari fosil ke EBT masih tergolong anyar.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menyarankan, setidaknya perusahaan yang bergerak dalam penyediaan energi baru terbarukan, khususnya geothermal, lebih pandai berhitung dalam menentukan proyeksi target implementasi.

“Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, terkadang implementasi di lapangan tidaklah semanis atau tidaklah linear,” ujarnya dalam pernyataanya di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Dia menilai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dianggap lebih ekonomis dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Pada Perpres 112 Tahun 2022 dinyatakan harga listrik PLTA dengan kapasitas 20 MW - 50 MW, harga patokan tertingginya senilai 8,86 sen/kWh. Sedangkan untuk harga listrik PLTP kapasitas 10 - 50 MW, harganya 9,41 sen/kWh.

Padahal PLTP sejatinya harus dibangun di dekat sumber panas bumi, berbeda dengan PLTU yang menggunakan batu bara, di mana tambangnya bisa beratus kilometer dari lokasi pembangkit.

Menurut Komaidi, hingga saat ini belum ada metodologi yang baku sebagai standar tunggal mengenai cara pendataan cadangan sumber daya pada industri panas bumi, termasuk soal diperkirakan, dicatat dan disertifikasi. Hal ini seperti yang tertuang dalam prospektus PGEO.

“Jadi penentuan cadangan sumber daya panas bumi betul bersifat probabilitas atau kemungkinan, sehingga tidak terdapat jaminan bahwa data cadangan sumber daya panas bumi perseroan dapat mencerminkan hasil aktual yang dimiliki perseroan secara akurat,” jelasnya.

Baca juga artikel terkait PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin