Menuju konten utama

Petani Cabai Rumah Kaca Raup Rp20 Juta Sebulan

Para petani cabai rumah kaca raup puluhan juta rupiah ketika harga melonjak saat musim hujan

Petani Cabai Rumah Kaca Raup Rp20 Juta Sebulan
Petani memetik cabai di persawahan kawasan Sukawati, Gianyar, Bali, Selasa (10/1). Sejumlah petani cabai di kawasan tersebut mengaku merugi akibat banyaknya cabai rusak dan membusuk karena intensitas hujan tinggi yang mengakibatkan hasil panen cabai merosot menjadi sekitar 80 kg dari sebelumnya mencapai enam kuintal per hektar tanaman cabai. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf.

tirto.id - Lonjakan harga cabai pada sebulan belakangan memberikan keuntungan berlimpah bagi para petani yang menanam cabai di rumah kaca. Di Tabanan, Bali, para petani cabai rumah kaca belakangan meraup omzet puluhan juta rupiah di saat harga komoditas ini melangit.

Sebagaimana dikutip Antara pada Jumat (13/1/2017), seorang petani cabai asal Desa Candi Kuningan, Kabupaten Tabanan, I Wayan Rata (35) mengaku kini bisa meraup pendapatan sekitar Rp20-an juta selama sebulan. Selama ini ia menekuni budidaya cabai di atas tanah seluas 3000 meter persegi yang dipasangi atap dari plastik sebagai rumah kaca.

“Tiga hari bisa dapat Rp2 juta, rata-rata per hari bisa jual 25 kilogram cabai,” ujar Wayan.

Di Tabanan, harga Rp30.000 per kilogram kini meningkat menjadi Rp110.000 per kilogram dan cabai hijau dari Rp20.000 per kilogram melonjak jadi Rp80.000 per kilogram. Sementara cabai merah keriting naik harganya dari Rp25.000 per kilogram menjadi Rp40.000 perkilogram.

Cabai dengan kualitas campuran saja, yakni cabai merah dan hijau, di tingkat petani harganya mencapai Rp50.000 per kilogram atau meningkat tajam dari sebelumnya hanya Rp18.000 per kilogram.

Menurut Wayan, atap plastik menguntungkan bagi petani cabai karena hasil panen tanamannya tidak merosot begitu musim hujan masuk ke periode puncaknya. Dia menjelaskan atap plastik membantu tanaman cabai terlindung dari hama jamur musim hujan sehingga kuantitas panen tetap stabil.

Meskipun demikian, menurut dia, beban biaya produksi penanaman cabai rumah kaca di saat musim hujan tetap tinggi. Di saat puncak musim hujan, tanaman cabai memerlukan perawatan ekstra karena rentan terserang hama.

Petani cabai rumah kaca lainnya di Tabanan, Ayu Tina juga meraup untung besar dengan naiknya harga komoditas ini di sebulan belakangan. Menurut dia mahalnya harga cabai ternyata tak menyurutkan permintaan pasar.

"Kondisi itu tentu menguntungkan petani cabai. Sebab, bisa menjual cabai dengan harga Rp50.000 hingga Rp80.000 per kilogram," ujar Ayu.

Sebelumnya, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengajak kalangan ibu-ibu rumah tangga ikut dalam Gerakan Tanam Cabai sebanyak lima pohon di setiap rumah.

"Gerakan menanam cabai ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami berbagai jenis sayur dan cabai. Hal ini penting dilakukan untuk menyikapi fluktuasi harga cabai yang terjadi setiap tahun," kata Amran di Kendari pada Kamis (12/1/2017).

Ia mengatakan kenaikan harga cabai tidak menjadi persoalan ketika masyarakat mau giat menanam tanaman ini di pekarangan rumah masing-masing. Dengan menanam cabai untuk kebutuhan sendiri, kata Amran, akan diperoleh cabai segar, menekan pengeluaran belanja rumah tangga dan menekan inflasi.

"Gerakan sederhana seperti tanam cabai lima pohon per rumah yang manfaatnya sangat besar," kata dia.

Baca juga artikel terkait HARGA CABAI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hard news
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom