tirto.id - Dalam program Mata Najwa yang tayang pada 22 April lalu, Presiden Joko Widodo berharap pada Juli nanti pandemi COVID-19 "masuk pada posisi ringan." Sejumlah cara agar harapan itu tercapai lantas disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lembaga yang ditugaskan sebagai pelaksana percepatan penanganan pandemi.
Doni Monardo, Kepala BNPB sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, mengatakan Jokowi meminta masyarakat agar lebih patuh dan disiplin terkait instruksi social distancing dan berbagai arahan kesehatan lain seperti cuci tangan dan pakai masker. Presiden juga meminta pemerintah daerah memberikan imbauan kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa lokal.
"Termasuk bagaimana keberanian mengingatkan satu sama lain agar tidak ada kerumunan pada tempat-tempat tertentu," kata Doni saat memaparkan hasil rapat terbatas dengan Presiden via telekonferensi, Senin (27/4/2020).
Selain itu, "Presiden menegaskan berulang kali tentang pentingnya upaya kita melakukan tes masif pada April dan Mei, dilanjutkan dengan pelacakan yang agresif serta isolasi yang ketat," katanya. "Sehingga pada Juli diharapkan kita sudah bisa mulai mengawali hidup normal kembali."
Ia juga mengatakan Jokowi meminta gugus tugas "bekerja lebih keras lagi."
Selain memaparkan apa yang dikatakan Jokowi, Doni juga punya pesan sendiri terutama kepada kepala daerah agar penyebaran COVID-19 bisa ditekan.
Doni meminta pemerintah daerah semakin masif mendata pendatang yang berpotensi menularkan COVID-19. Ia mendorong agar para pendatang diisolasi 14 hari.
Ia lantas menegaskan saat ini tren kenaikan pasien mengalami penurunan. Saat ini jumlah pasien yang dirawat sebanyak 7.032 dari total 10.179 kasur. Menurutnya ini adalah kabar positif dan harus dipertahankan.
"Keadaan ini harus kita jaga, jangan sampai kita menambah masalah. Kita yang nantinya dirawat di rumah sakit," pungkasnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino