Menuju konten utama

Pesan Natal 2017 KWI: Seruan Damai dan Kritik Terhadap Sikap Trump

"Kita merindukan suatu bumi yang penuh damai dan umat manusia yang makin bersaudara," kata ketua KWI, Mgr Ignatius Suharyo.

Pesan Natal 2017 KWI: Seruan Damai dan Kritik Terhadap Sikap Trump
Iring-iringan putri altar memasuki ruangan Katedral dalam rangkaian prosesi misa Natal yang berlangsung di Gereja Katedral, Jakarta (24/12/2017). tirto.id/Hafitz Maulana.

tirto.id - Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo menyerukan agar seluruh Umat Kristiani ikut menciptakan perdamaian dalam pesannya saat perayaan Natal 2017.

"Kita merindukan suatu bumi yang penuh damai dan umat manusia yang makin bersaudara. Natal ini merupakan suatu momentum untuk memperbaharui hidup pribadi maupun hidup bersama," kata Suharyo di Gereja Kathedral, Jakarta, Senin (25/12/2017).

Ignatius Suharyo menjelaskan mengeluarkan seruan tersebut karena kondisi masyarakat saat ini banyak yang cemas akibat persatuan bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini terancam perpecahan.

"Hal ini terlihat dalam banyak aksi dan peristiwa, seperti persaingan politik yang tidak sehat dan golongan yang menghalalkan segala cara, layaknya menempuh jalan yang berbeda dengan Pancasila. Hasrat bangsa kita untuk menciptakan damai sejahtera menjadi sulit terwujud," ujar dia.

Padahal, dia mengimbuhkan, sebagai umat Tuhan, selain rukun dengan sesama umat manusia juga diajak berdamai dengan segenap ciptaanNya. "Saat ini segala ciptaan sedang menjerit karena kerusakan yang telah kita timpakan padanya," kata Suharyo.

Oleh karena itu, pada perayaan Natal 2017, Suharyo juga mendorong Umat Kristiani untuk belajar mengembangkan kemampuan menerima perbedaan dan mensyukurinya sebagai kekayaan hidup bersama.

Pada kesempatan yang sama, Suharyo juga menyatakan KWI secara tegas tidak sepakat dengan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai “ibu kota Israel.”

"Sikap kami jelas dan terpusat, Paus di Vatikan secara eksplisit tidak sepakat dengan sikap Trump, sehingga sikap kami juga demikian," kata Ignatius Suharyo.

Dia menilai permasalahan Israel dan Palestina bukanlah tentang agama melainkan masalah kemanusiaan. Dia berharap konflik Israel-Palestina diselesaikan secara diplomasi oleh kedua negara. Negara lain bisa terlibat membantu dengan memfasilitasi perundingan kedua negara.

"Fasilitator yang kami maksud adalah memastikan bahwa negosiasi tersebut berjalan maju atau memiliki peningkatan solusi, " kata dia.

Sebelumnya, baru-baru ini, Paus Fransiskus dan Raja Yordania Abdullah telah bertemu membahas keputusan Donald Trump soal Yerusalem. Keduanya sepakat bahwa sikap Trump berbahaya bagi perdamaian di Timur Tengah.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA NATAL 2017

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom