Menuju konten utama

Perusahaan Transportasi Online Diminta Cegah Kekerasan ke Perempuan

Komnas Perempuan menilai pencegahan kekerasan terhadap perempuan pengguna transportasi online semakin penting untuk diupayakan.

Perusahaan Transportasi Online Diminta Cegah Kekerasan ke Perempuan
Ilustrasi setop kekerasan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ketua Komnas Perempuan Azriana Manalu meminta perusahaan-perusahaan penyedia jasa transportasi online aktif mencegah kekerasan terhadap perempuan.

Dia menilai upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan pengguna transportasi online saat ini semakin penting untuk diupayakan.

"Kami menganggap ini penting untuk dicegah dan didorong agar perempuan aman dalam bermobilitas. Kalau tidak ada rasa aman, tidak mungkin kita [perempuan] bisa beraktivitas di ruang publik," kata Azriana di kantor Komnas Perempuan, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019).

Berdasar data dalam Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2019, lembaga ini menerima laporan terjadi dua kasus kekerasan seksual di sarana transportasi online. Kasus itu termasuk dalam 406.178 kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan ke lembaga ini.

Azriana berpendapat perkembangan pesat transportasi online memperbesar potensi kekerasan terhadap perempuan.

"Kekerasan [terhadap] perempuan kerap terjadi, entah pengemudinya atau penumpangnya [jadi korban]. Dan kasus itu hanya menjadi pembicaraan di media sosial tanpa tindakan konkret," ujar dia.

Oleh karena itu, Azriana mengapresiasi Grab Indonesia yang selama ini sudah bekerja sama dengan Komnas Perempuan untuk mencegah kasus kekerasan.

"Komnas memandang penting ada kerja sama ini karena kita melihat perusahaan harus punya sistem, mekanisme, kita tak cukup hanya mengutuki kasus-kasus tanpa berupaya melakukan sesuatu supaya kasus tak lagi muncul," ujar dia.

Dia menerangkan, dalam kerja sama itu, Komnas memberikan masukan kepada Grab mengenai peningkatan kualitas sumber daya manusia perusahaan itu lewat penguatan perspektif yang ramah terhadap perempuan.

"Kami memberikan masukan untuk mekanisme pencegahan, seperti apa alatnya, instrumennya, materinya untuk mencegah kekerasan terutama kekerasan seksual," ujar Azriana.

Dia berharap kerja sama itu membuat Grab Indonesia selektif dalam memilih mitra pengemudi dan menyoroti rekam jejak mereka yang pernah terlibat dalam kasus kekerasan terhadap perempuan.

"Jadi kami ingin sistem rekrutmennya [Grab Indonesia] sudah bisa jadi antisipasi [kekerasan pada perempuan]," kata dia.

Azriana berharap ke depannya, langkah seperti ini bisa diadopsi juga oleh penyedia jasa aplikasi tranportasi online lainnya. "Kami lihat sistem tranportasi online meningkat untuk melindungi mitra perempuan. Kami berharap hal ini diikuti oleh aplikasi lain," kata Azriana.

Baca juga artikel terkait KEKERASAN PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom