tirto.id - Direktur Marketing Retail Pertamina, Mas'ud Khamid mengatakan, pemenuhan minyak mentah untuk solar dan avtur bakal dilakukan menggunakan stok yang masih ada.
Skema selanjutnya, kemudian ada tambahan dari program B20, campuran biodesel dari minyak sawit 20 persen dengan solar, dan pasokan minyak mentah dalam negeri dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
"Ya, cukup kok. Kan solar ada program B20 kan. Dan kita juga ada suplai dari KKKS jadi kebutuhan minyak mentah untuk solar dan avtur sudah cukup dari dua program itu," ungkap Mas'ud ditemui di DPR, Kawasan Senayan Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).
Mas'ud juga mengatakan, pasokan yang tersedia diprediksi mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri.
Hal ini, kata dia, memungkinkan memangkan impor minyak mentah untuk kebutuhan solar dan avtur selama 2019.
Ia menambahkan, total kebutuhan impor minyak mentah untuk solar 2019 mencapai sebesar 27 juta kiloliter dan bakal dipenuhi dari program B20 dan pasokan minyak mentah dari KKKS.
"Kebutuhan itu kan ya 27-30 juta kiloliter. Solar subsidi 15 [juta kiloliter] kan. Sisanya diolah untuk industri, ya, dua kalinya lah. Itu juga sudah termasuk B20. Ini cukup kok sudah," ujar dia.
Menurut dia, untuk tahun depan tetap perlu ada evaluasi, karena melihat tren industri transportasi tahun depan.
"Tahun ini saja sih, kalau misalnya memang nggak impor crude untuk solar dan avtur ya nggak apa-apa. Kalau tahun depan baru nanti kita lihat juga seperti apa perkembangan bisnis transportasi," papar dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali