Menuju konten utama

Pertamina Perkirakan Penjualan Premium Hanya 1/3 Pertamax pada 2024

Pertamina memperkirakan penjualan BBM jenis Premium terus mengalami penurunan sampai pada 2024. 

Pertamina Perkirakan Penjualan Premium Hanya 1/3 Pertamax pada 2024
Petugas SPBU menunggu konsumen di SPBU COCO Pertamina, Kuningan, Jakarta, Rabu (29/4/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

tirto.id - PT Pertamina (Persero) memperkirakan penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium terus mengalami penurunan sampai pada 2024. Sebagai gantinya, Pertamina tengah menggenjot penjualan BBM beroktan lebih tinggi seperti Pertalite dan Pertamax.

“Nantinya 2024 kalau regulasi tidak berubah hanya andalkan pola marketing sales Premium jadi 1/3 sales Pertamax,” ucap CEO Commercial & Trading Subholding Pertamina Mas'ud Khamid dalam rapat dengar pendapat Pertamina dan Komisi VII DPR RI, Senin (5/10/2020).

Mas’ud mencatat per September 2020 konsumsi BBM Premium masih mencapai 23 ribu kilo liter (KL) per hari. Sementara Pertamax berada di angka 10,6 ribu KL per hari.

Ia bilang porsi ini akan berubah dalam 4 tahun mendatang. Per 2024, perkiraannya penjualan Premium hanya menyentuh 13,8 ribu KL, tetapi Pertamax akan naik menjadi 20-30 ribu KL per hari. Sementara Pertalite tetap dominan di angka 61 ribu KL per hari.

Ia bilang dalam kondisi normal tanpa intervensi, penjualan Premium akan terus mengalami penurunan. Nantinya Pertamina telah menyiapkan sejumlah upaya untuk mempercepat peralihan konsumsi masyarakat dari Premium ke Pertamax.

Sedikitnya ada 2 langkah yang sudah dilakukan. Pertama cashback 30 persen bagi pembelian Pertamax menggunakan aplikasi perusahaan. Kedua program diskon Pertalite agar seharga Premium yang berjalan tiap dua bulan disertai pengurangan diskon Rp400 per liter di 2 bulan berikutnya.

Ia bilang Pertamina tengah mengincar kota-kota yang daya beli masyarakatnya masih cukup baik tetapi di lapangan masih menjadi konsumen Premium dalam jumlah besar. Sementara ini, keringanan harga bagi pembelian Pertalite dibatasi pada sepeda motor kecuali CC besar, angkot plat kuning, dan taksi berpelat kuning.

“Kota-kota ini punya daya beli cukup membeli BBM lebih tinggi. Konsumsi Premium kota tersebut masih tinggi. Segmen ini kami bidik,” ucap Mas’ud.

Baca juga artikel terkait BBM atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz