tirto.id - PT Pertamina membuat sistem berlapis untuk penanganan tumpahan minyak dari sumur YY blok Offshore North West Java (ONWJ) di Jawa Barat.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, sistem ini dibuat tujuh guna memperkecil sebaran tumpahan di pesisir pantai hingga daratan.
"Kami lakukan sampai 7 lapis. Jadi dampak ke masyarakat lingkungan kita minimalkan. Jadi kita best effort (upaya terbaik) di tengah laut agar dampak [tumpahan minyak] ke darat itu minimal," kata Nicke dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kamis (1/8/2019).
Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H. Samsu merinci sistem berlapis ini. Pertama, Pertamina memberlakukan oil boom secara statis untuk menjaga minyak tetap berada di lingkungan anjungan.
"Kami kerahkan 7 lapis proteksi. Layer 1 di sekitar anjungan YY. Ada oil boom menahan minyak agar tetap dalam lingkungan anjungan," kata Dharmawan.
Lapis kedua dan ketiga, kata dia, terdapat kapal yang bergerak dengan oil boom berfungsi sebagai oil boom dinamis yang menyesuaikan dengan lokasi tumpahan minyak yang sewaktu-waktu tersapu ombak dan angin.
Layer keempat hingga keenam, kata dia, terdapat penanganan khusus dengan melibatkan kapal yang dipastikan siap mengejar tumpahan minyak yang tercecer sepanjang pantai utara Karawang, Jawa Barat.
Pada lapis ketujuh, kata dia, Pertamina juga mengerahkan helikopter utnuk melakukan pemantauan udara guna mendeteksi lokasi tumpahan minyak yang ada.
Ia mengatakab, dari setiap minyak yang berhasil dijebak dalam oil boom, Pertamina segera melakukan penyedotan dengan skimmer baik melalui laut maupun udara.
"Area terakhir itu ada aerial survailance mendekati Tanjung Bekasi," kata dia.
Namun, Dharmawan mengakui juga saat ini sudah ada beberapa pantai yang terpapar tumpahan minyak.
Untuk penanganan di pantai, ia mengatakan Pertamina telah menerjunkan sejumlah tim yang mencapai 800 orang di darat termasuk masyarakat yang turut diperbantukan.
"Kami sampaikan spill yang sudah ke darat perlu direspon dengan pembersihan pantai," ujar dia.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali