tirto.id - Hariono dipastikan tidak lagi memperkuat Persib Bandung usai Liga 1 2019. Namun, manajemen Persib membantah bahwa pihaknya tidak menghargai legenda klub. Bahkan, Hariono dengan legenda hidup Liverpool, Steven Gerrard.
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) Teddy Tjahyono mengatakan bahwa kepergian Hariono bukan berarti pihaknya melupakan pengabdian sang gelandang yang telah memperkuat tim Pangeran Biru sejak 2008 silam.
Teddy kemudian menyamakan Hariono dengan Gerrard, mantan kapten dan gelandang andalan Liverpool yang bukan mengakhiri kariernya di Anfield, melainkan di klub MLS Amerika Serikat, LA Galaxy.
"Bahwa seorang legenda, Steven Gerrard dari mulai main sampai beres di Liverpool ya beres saja. Tapi dia pensiun di LA Galaxy," tandas Teddy Tjahyono dikutip dari Antara, Jumat (27/12/2019).
Teddy menambahkan, sama seperti Gerrard, Hariono akan selalu diterima dengan baik jika kembali ke Persib Bandung suatu saat nanti. Datang dan perginya pemain merupakan hal yang biasa. Yang membedakannya, kata Teddy, ada pemain yang memberi kesan indah atau biasa saja.
“Hariono mau kembali ke sini selalu kita tangan terbuka. Mau balik lagi sebagai apa, pemain, pekerja di PT PBB, kita terbuka, karena kesempatan itu pasti ada," tegas Teddy.
Hariono memperkuat Persib Bandung sejak 2008 setelah sebelumnya membela dua klub asal kota kelahirannya, yakni Persida Sidoarjo (2003-2004) dan Deltas Sidoarjo (2004-2008). Adalah pelatih Persib saat itu, Jaya Hartono, yang membawa pemain ini ke kota kembang.
Pemain yang akrab disapa Mas Har ini turut mengantarkan Persib Bandung meraih juara Indonesia Super League (ISL) 2014 dan Piala Presiden 2015. Namun, musim ini di usianya yang sudah menginjak 34 tahun, Hariono mulai jarang dimainkan.
Meskipun kini ia harus meninggalkan Maung Bandung, pemain bernomor punggung 24 ini masih menyimpan harapan bisa kembali ke Persib suatu saat nanti. “Ya kalau ada jodohnya, rezekinya di sini, mungkin Insya Allah ingin balik lagi ke sini [Persib Bandung], ingin pensiun di sini," ucap Hariono.
Editor: Hendi Abdurahman