tirto.id - Harapan melihat kembali Persebaya berlaga di kompetisi resmi makin membuncah sejak akhir Juni 2016. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya menolak gugatan PT Mitra Muda Inti Berlian selaku badan hukum Bhayangkara Surabaya United kepada Manajemen Persebaya Surabaya di bawah PT Persebaya Indonesia dalam perkara logo dan merek Persebaya.
Yang paling kentara: Karanggayam bukan hanya mulai ramai oleh Bonek, tapi juga oleh tim Persebaya. Sejak memenangkan sengketa penggunaan nama dan logo, Persebaya yang saat ini masih vakum dari kompetisi nasional mulai aktif berlatih.
Namun, titik balik sebenarnya saat pertandingan bertajuk Battle of Heroes yang digelar untuk memperingati ulang tahun Persebaya ke-88. Laga pada 13 Juni 2015 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya ini berhasil menyatukan kembali pecahan-pecahan optimisme yang sebelumnya lantak karena pelbagai ketidakjelasan.
“Memang harus diakui, laga Battle of Heroes menjadi titik awal kebangkitan tim Persebaya,” ungkap pelatih Persebaya, Ahmad Rosyidin. Menurut pelatih asal Cirebon itu, para pemain makin terpacu setelah diadakan gelaran tersebut. Terlebih, setelah itu, Menteri Olahraga Imam Nahrawi mengagendakan Persebaya bertemu Persibo Bojonegoro dan Persekap Kota Pasuruan dalam laga eksebisi sebelum final Piala Kemerdekaan, September 2015.
“Kami, tentunya tim pelatih dan para pemain, sudah sangat tidak sabar merasakan kompetisi nasional. Karena itu kami berlatih terus guna menjaga semangat mereka agar tidak padam,” tutur mantan pemain Persebaya era 90-an ini.
Setelah beruji coba dalam laga eksebisi, Persebaya kebanjiran tawaran laga uji coba lain. Dalam satu laga di Probolinggo yang memperebutkan Kapolres Cup, Persebaya menjadi juara turnamen.
Persebaya juga diundang Persatu Tuban untuk meramaikan HUT Kabupaten Tuban pada Agustus 2015. Dari Banyuwangi juga datang undangan mengikuti turnamen segitiga. Sebisa mungkin Persebaya tak menampik undangan. Dan bukan hanya Persebaya, ribuan Bonek tak pernah absen memberi dukungan.
Salah satu Bonek yang memberikan dukungan dalam setiap laga ujicoba Persebaya, Hasan Tiro, menolak anggapan bahwa uji coba Persebaya hanya dijadikan pertunjukan sirkus. “Persebaya harus mempunyai kerangka tim yang kuat. Tanpa beruji coba, mustahil dapat terwujud tim yang kuat,” kata Hasan.
Hasan menambahkan, laga ujicoba ini membuktikan kepada publik bahwa Persebaya masih eksis dan berlaga. “Coba kita perhatikan bagaimana antusiasme teman-teman suporter, bagaimana antusiasme publik ketika Persebaya berlaga di luar Kota Surabaya. Justru mereka makin bersemangat mendukung. Tuban tak bisa menampung ribuan teman-teman Bonek. Probolinggo apalagi. Semua riuh dalam kesenangan untuk mendukung Persebaya kembali,” jelas Hasan.
Ahmad Rosyidin mengaku senang atas sejumlah tawaran berlaga itu. “Kita tahu waktunya tak akan lama bagi Persebaya. Kalau tak dimulai dari sekarang, lalu sampai kapan?” tuturnya. Bahkan Ahmad mengatakan bongkar pasang pemain akan terus dilakukan hingga mendapatkan kerangka tim yang kuat.
Dekati Investor
Kendati belum ada kepastian kapan status Persebaya sebagai anggota PSSI bisa dipulihkan, Persebaya masih menjadi magnet kuat. Banyak pemain maupun perusahaan yang akan bergabung ke Persebaya. Salah satunya terang-terangan akan membeli saham PT Persebaya Indonesia sebanyak 70% dari komposisi saham sekarang.
Manajer Persebaya Choesnoel Farid berkata kesepakatan antara Persebaya dan Jawa Pos hanya tinggal ketok palu.
“Persebaya adalah mitra utama Jawa Pos dan Jawa Pos adalah Persebaya. Jawa Pos adalah pihak yang sejak tahun 1988 sewaktu Persebaya juara di Senayan mendukung penuh,” kata Farid.
Pihak Jawa Pos sendiri masih enggan memberi jawaban pasti. Dalam satu kesempatan, CEO PT Jawa Pos Koran Azrul Ananda hanya tersenyum ketika ditanya rencana pembelian saham Persebaya.
“Tunggu saja,” ujar Azrul di tengah pertemuan antara Persebaya, Bonek, dan Ketum PSSI Edy Rahmayadi beberapa hari lalu.
Kabar merapatnya Jawa Pos mengambilalih pengelolaan Persebaya ditanggapi beragam oleh Bonek. Andry Firdaus, misalnya, malah usul agar Jawa Pos diberikan kesempatan menjadi investor (pemilik) dan bukan sekadar pengelolaan.
“Sayang jika cuma pengelolaan. Harusnya bisa sebagai pengambil kebijakan. Mumpung belum, kita berharap selalu yang terbaik,” ujarnya. “Jawa Pos adalah media besar yang saling bersinergi dengan Bonek. Persebaya dengan Jawa Pos adalah satu kekuatan yang besar,” imbuhnya.
Anjar Wikanadi, seorang pengurus klub internal Persebaya, mengakui bahwa masalah investor sudah dirundingkan dengan seluruh pemegang saham.
“Ya, itu sudah sepengetahuan dari awal. Kita sudah berhasil memenangkan perkara gugatan merek. Semua, kan, menghubungi kita, calon investor. Sudah kita diskusikan bersama-sama dengan klub-klub internal. Beberapa sudah melakukan komunikasi. Kita terbuka saja dengan pengurus internal keseluruhan,” kata Anjar.
Ia menambahkan nantinya ada perubahan resmi setelah berlangsungnya Kongres Tahunan PSSI di Bandung, 8 Januari 2017.
“Kalau dengan klub internal sudah. Mungkin nanti pembicaraan akan mengarah ke detailnya seperti apa,” ujarnya.
David, salah satu anggota Bonek Surabaya Utara, menyampaikan masuknya Jawa Pos adalah langkah maju yang dilakukan manajemen Persebaya untuk mempersiapkan Persebaya.
“Pendekatan-pendekatan ini penting mengingat yang dibutuhkan Persebaya adalah dukungan demi dukungan agar tim bangkit dari tidur panjang. PSSI tak boleh meremehkan hal ini. Ayo, biarkan Persebaya kembali berkompetisi. Pulihkan hak dan status Persebaya,” ucap David.
Ia menambahkan Persebaya adalah tim besar yang harus ditangani secara profesional. “Kinerja manajemen cukup bagus. Tetapi jika ada yang lebih profesional seperti Jawa Pos yang telah menunjukkan (prestasi) dengan DBL dan NBL-nya, tentu saya rasa ini langkah yang harus didukung,” tutupnya.
Makin Memantapkan Harapan
Mengamati latihan demi latihan tim Persebaya hingga saat ini, kerangka tim memang masih belum terlihat. Namun atmosfer kekompakan justru menonjol. Beberapa pemain senior seperti Mat Halil dan Jefry Prasetyo membimbing rekan-rekannya yang lebih muda. Bahkan terkadang Lulut Kistono, asisten pelatih Persebaya, harus ikut bergabung dengan para pemain muda. Sangat kekeluargaan.
“Yang kita tekankan di setiap latihan adalah memupuk rasa persaudaraan dan memiliki Persebaya. Jika para pemain tak mempunyai rasa memiliki, ya saya rasa susah untuk membuat situasi seperti ini. Kondisi di atas sana (PSSI) sangat dinamis. Pemain tak boleh terlalu larut dalam ketidakpastian tersebut,” ungkap Ahmad Rosyidin.
Ucapan Ahmad Rosyidin ada benarnya. Buktinya ketika Persebaya menjamu Persema Malang pada Oktober 2016, Persebaya tampil menggila. Lima gol berhasil disarangkan ke gawang Persema Malang. Alhasil, Stadion Gelora Bung Tomo riuh sorak-sorai Bonek yang merayakan kemenangan besar atas rival di era Perserikatan tersebut.
“Rasa memiliki Persebaya dan rasa perjuangan ini yang selalu kita tancapkan ke hati para pemain agar mereka tampil dengan kekuatan maksimal,” lanjut mantan pelatih PS Angkatan Laut ini.
“Para pemain Persebaya sekarang diambil dari pemain terbaik klub internal yang kompetisinya terus berjalan. Kita punya pembinaan dari Kompetisi Persebaya yang dibagi ke dalam Kelas Utama dan Kelas Satu. Kompetisi itu berjalan hingga sekarang dan melahirkan banyak pemain hebat. Itulah mengapa kita tak susah mengambil pemain untuk berkostum Persebaya,” ujar Manajer Persebaya Choesnoel Farid. “Harapan kami, jika Persebaya dipulihkan haknya, kita akan kembali melanjutkan pembinaan ini.”
Salah seorang Bonek Surabaya Utara, Edy juga mengatakan hal serupa. “Harapan kita tak muluk-muluk. Kita hanya ingin Persebaya dipulihkan haknya. Itu saja,” ujarnya.
Hasan Tiro berkomentar sama. “Kita tidak berharap lebih jauh, karena urusan suporter hanya sebatas mendukung tim berlaga. Kita ingin di Kongres nanti Persebaya dapat dipulihkan statusnya dan kembali berlaga. Kita selalu memupuk harapan ini ke teman-teman yang sedang berjuang, maupun ke pemain Persebaya yang kita temui sewaktu berlatih di Lapangan Karanggayam,” tutup Hasan.
Kompetisi musim depan memang belum dipastikan kapan digelar. Keputusan tampaknya akan muncul dalam Kongres Tahunan PSSI di Bandung. Namun bisa diperkirakan kompetisi bisa digelar dua atau tiga bulan ke depan. Tak banyak waktu tersedia bagi Persebaya jika ternyata diizinkan kembali berlaga di kompetisi resmi. Waktu semakin dekat.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Fahri Salam