Menuju konten utama

Perjuangan Xiaomi Menembus Pasar Amerika

Setelah sukses di pasar Asia, Xiaomi mulai membidik pasar AS. Namun, tak mudah bagi Xiaomi untuk menembus pasar AS terlebih lagi untuk produk ponsel pintarnya yang minim paten. Xiaomi pun punya cara untuk menembus pasar AS.

Perjuangan Xiaomi Menembus Pasar Amerika
Lei Jun, pendiri dan CEO perusahaan telepon seluler Cina Xiaomi berbicara dalam acara peluncuran produk baru perusahaan di Beijing, Cina, Selasa (27/9). Foto diambil tanggal 27 September 2016. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

tirto.id - Tahun 2014 adalah salah satu tahun gemilang bagi raksasa teknologi asal Cina, Xiaomi. Meski baru berusia 4 tahun, Xiaomi sudah berhasil menjadi juara dalam penjualan ponsel pintar. Xiaomi berhasil menjual hingga 61 juta unit di tahun itu dengan sistem online dan flash sale.

Setehun kemudian, Xiaomi mulai goyah, target penjualannya tidak tercapai. Xiaomi hanya mampu menjual 71 juta unit ponsel pintar. Padahal pihak Xiaomi menargetkan untuk dapat menjual 80 juta unit ponsel pintar. IB Times menyebutkan jika valuasi Xiaomi merosot jauh dari masa keemasannya yang kini kurang dari $4 miliar.

Anjloknya Xiaomi tak lepas dari gejolak ekonomi global, menurut The Wall Street Journal. Xiaomi juga harus menghadapi pesaing seperti Huawei, Oppo dan Vivo yang cukup sukses dalam pembukuan penjualan pada 2015. Brand-brand tersebut mengambil alih pasar ponsel pintar di Cina. Pangsa pasarnya mudah terambil karena tipikal pelanggan Cina yang tidak loyal terhadap sebuah merek. Sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan riset Bain & Company pada 2014, merek di Cina harus terus berjuang untuk memenangkan pelanggan baru karena kurangnya loyalitas dari konsumen.

Penjualan Xiaomi juga sempat dilarang di pasar terbesar kedua yakni India. Xiaomi dihadapkan dengan masalah hak paten karena dianggap melanggar paten Erricson. Karena terkendala paten juga, Xiaomi sulit untuk bersaing dalam pasar global.

Sedangkan salah satu pasar Xiaomi yakni Brazil juga tak dapat membantu Xiaomi untuk menggenjot penjualan. Xiaomi pun memilih untuk melakukan ekspansi lagi dan targetnya malah AS yang notabene sangat ketat terkait paten suatu produk.

Xiaomi memiliki pertimbangan terhadap ekspansi ke pasar AS. Dalam pandangan Xiaomi, AS adalah pasar besar bagi pengguna perangkat teknologi termasuk ponsel pintar. Misalnya pada ponsel pintar, data Statista menunjukkan jika jumlah pengguna ponsel pintar di AS pada 2015 mencapai 190,5 juta orang. Angkanya diproyeksikan akan bertambah menjadi 207,2 juta pada 2016. AS juga adalah pasar ponsel pintar terbesar kedua setelah Cina, dengan besaran proporsi mencapai 15 persen.

“AS adalah pasar penting bagi konsumen elektronik dan lifestyle brand, yang tentunya penting juga bagi kita. Kita punya waktu untuk berpikir secara seksama,” kata Barra, seperti dilaporkan IBTimes.

Kerja Sama dengan Pemimpin Teknologi Dunia

Pasar AS yang penting tersebut tentunya tak mau dilewatkan Xiaomi. Sebelum melakukan ekspansi ke AS, Xiaomi terlebih dahulu memastikan jika produknya layak bersaing di pasar global. Xiaomi perlu sadar jika salah satu penghalang mereka di pasar global adalah soal hak paten. Agar tak terulang kembali kasus paten yang pernah terjadi di India, Xiaomi harus mengambil langkah antisipasi.

Raksasa teknologi Cina ini pun mulai mendekati Microsoft Corp. untuk melakukan kerja sama yang mencakup hak paten dan lisensi. Sekitar 1500 paten Microsoft pun dibeli Xiaomi pada Juni lalu. Hak paten dan lisensi memang sangat dibutuhkan untuk produk-produk Xiaomi agar dapat melenggang di pasar global.

Xiaomi sesungguhnya sudah mengajukan akuisisi paten Microsoft sejak tahun lalu. Ada sekitar 3.700 paten yang diajukan, termasuk komunikasi suara, multimedia dan cloud computing. Sehingga pada awal bulan September lalu, perangkat Xiaomi seperti Mi 5, Mi Max, Mi 4s, Redmi Note 3 dan Redmi 3 akan ada pra-instal Microsoft Word, Excel, PowerPoint, Outlook dan aplikasi Skype.

“Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Microsoft dalam kolaborasi teknologi,” kata Xiang Wang, Wakil Presiden Xiaomi. “Seperti yang ditunjukkan dalam perjanjian dengan Microsoft, Xiaomi kini sedang melakukan pembangunan berkelanjutan, kemitraan jangka panjang dengan pemimpin teknologi global, yang bertujuan untuk memberi pengalaman terbaik bagi para fans Mi (Xiaomi – Red).” seperti dilaporkan di laman resmi Microsoft.

Xiaomi sepertinya ingin menunjukkan keseriusannya untuk masuk ke pasar AS dengan membeli ribuan paten dari Microsoft tersebut.

Tak hanya Microsoft, menurut laporan IBTimes, Xiaomi juga menyambangi Samsung untuk kerja sama strategis. Pihak Xiaomi dan Samsung disebut-sebut membahas tentang bisnis chip memori Samsung. Karena Samsung adalah salah satu produsen chip memori di pasar global sehingga dapat menjadi pemasok potensial bagi Xiaomi.

Tak hanya chip memori, Xiaomi juga mendiskusikan terkait layar ponsel pintar. Layar Samsung memang memimpin pasar organic light-emitting diode (OLED) dengan proporsi 90 persen, yang menjadi pilihan populer di kalangan produsen ponsel pintar. Apple juga diperkirakan akan menggunakan layar OLED Samsung untuk iPhone yang akan diluncurkan pada 2017. Sepertinya ini untuk mendukung tampilan Xiaomi ke depan, yang dikritik minim inovasi.

Meskipun sudah memegang paten serta akan melakukan pembaharuan pada chip memori serta layarnya, langkah ini dinilai tak cukup untuk membawa ponselnya masuk pasar AS. Xiaomi sadar akan itu, sehingga Xiaomi tak ingin tergesa-gesa dengan langsung meluncurkan ponsel pintarnya di AS.

Jika dipaksakan pun maka Xiaomi harus menghadapi pesaing utamannya yakni iPhone dan Samsung. Tengok saja pengguna iPhone mencapai 75,23 juta pengguna dan Samsung yang sebanyak 67,46 juta pengguna pada 2015. Dua brand ini memang menguasai pasar ponsel pintar AS.

Xiaomi tak putus asa. Merasa sulit menembus pasar AS dengan ponsel pintar, raksasa teknologi Cina ini beralih dengan meluncurkan TV Box. Dengan menggandeng Google yang notabene sukses dalam Android TV serta Google TV, Xiaomi meluncurkan Mi Box Android TV di pasar AS pada awal Oktober lalu. Ini adalah produk pertama Xiaomi yang melenggang di pasar AS. Sesungguhnya Xiaomi sudah ada di AS namun masih sebatas aksesoris saja.

Dengan menggandeng Google, tentunya ini sangat menguntungkan Xiaomi. Para konsumen tentunya akan mempertimbangkan produk keluaran Xiaomi karena ada pemimpin teknologi global yakni Google di balik produk tersebut.

Xiaomi juga dapat menggunakan Mi Box sebagai uji coba pasar AS untuk dapat mengetahui seberapa besar fans Xiaomi di AS. Atau mungkin untuk mengetahui tanggapan konsumen AS terhadap produk Xiaomi, sebelum melepas ponsel pintar yang selalu menjadi produk andalan dari Xiaomi.

"Kami sangat gembira dapat membawa Mi Box untuk fans kami di Amerika Serikat, bekerja sama dengan Google. Ini merupakan tonggak penting bagi Xiaomi, karena ini kesempatan pertama kami untuk menunjukkan kepada konsumen di Amerika kekuatan yang membuat Xiaomi luar biasa: janji inovasi kami untuk semua orang, "kata Wakil Presiden Xiaomi, Hugo Barra, seperti dilaporkan Phone Arena.

Janji inovasi Xiaomi yang diucapkan oleh Huga Barra tentu adalah hal penting bagi Xiaomi di pasar AS. Terlebih apabila ponsel pintar Xiaomi diluncurkan di AS. Apalah gunanya jika dapat menembus pasar AS yang adalah pasar strategis namun dalam tubuh Xiaomi tak ada gebrakan dari segi inovasi. Karena pesaing Xiaomi seperti Apple atau pun Samsung selalu menghadirkan inovasi baru baik dari software hingga hardware mereka.

Xiaomi tentunya harus belajar dari tergerusnya pangsa pasar di Cina karena minim inovasi dibandingkan Huawei dan Oppo. Dua brand itu sukses memimpin karena terus berinovasi. Bekerja sama dengan pemimpin teknologi dunia seperti Microsoft, Samsung atau pun Google, diharapkan dapat mendatangkan inovasi baru bagi Xiaomi.

Baca juga artikel terkait XIAOMI atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Teknologi
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti