tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrim provinsi Sulawesi Utara tanggal 18 Januari 2021 pukul 16:35 WITA.
Dikutip dari website BMKG, terdapat potensi terjadinya hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang pada pukul 17:05 WITA di wilayah:
- Bitung (Seluruh Wilayah)
- Minahasa Utara (Bagian Barat)
Serta dapat meluas ke wilayah:
- Minahasa Utara (Seluruh Wilayah)
- Minahasa (Bagian Utara dan Barat)
- Manado (Bagian Utara dan Barat).
Menurut BMKG, kondisi ini diperkirakan masih dapat berlangsung hingga pukul 20:05 WITA.
Sementara untuk prakiraan cuaca 19 Januari 2021 di Provinsi Sulawesi Utara, BMKG memprediksi berawan pada pukul 02.00 WITA dengan suhu 23 derajat selcius.
Sedangkan pada pukul 05.00 WITA, cuaca cerah dengan suhu 25 serajat selcius. Memasuki pukul 08.00 WITA, wilayah Sulawesi Utara diperkirakan cerah berawan.
Cuaca berawan akan terus berlanjut hingga pukul 11.00 WITA dengan kecepatan angin 10 km per jam ke arah barat daya.
Dikutip dari data BMKG, prakiraan cuaca berawan ini juga akan terus berlanjut hingga pukul 23.00 WITA dengan kelembapan dara dengan satuan beragam, mulai dari 65 persen, 70 persen hingga 95 persen.
Gelombang Tinggi Dalam 2 Hari Kedepan
Superposisi gelombang tinggi dan pasang air laut di Manado diprakirakan masih akan berlangsung hingga dua hari ke depan.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung Daryatno mengatakan mengimbu masyarakat mewaspadai banjir pesisir di wilayah tersebut.
"Masyarakat di wilayah pesisir Manado kami imbau untuk meningkatkan kewaspadaan dampak gelombang tinggi dan angin kencang serta terus memperhatikan informasi terkini dari BMKG," kata Daryatno yang dihubungi dari Jakarta, dikutip dari Antara.
Berdasarkan analisis model InaWAVE-BMKG pada Minggu (17/1), tinggi gelombang di perairan utara Sulawesi Utara berkisar antara 2,5-4,0 meter atau termasuk ke dalam kategori gelombang tinggi (rough seas).
Penyebab gelombang tinggi ini akibat adanya peningkatan kecepatan angin di pesisir Utara Sulawesi sehingga memicu terjadinya peningkatan tinggi gelombang dalam skala lokal dan bertepatan dengan pasang air laut maksimum.
Hal ini menyebabkan gelombang pasang lebih tinggi di pesisir Utara Sulawesi termasuk Manado.
Perbedaan tekanan udara antara wilayah utara dan selatan khatulistiwa yang cukup signifikan menyebabkan kondisi medan angin secara regional menunjukkan pola Fetch (Angin dengan arah konstan dalam area yang luas) yang cukup panjang, sehingga potensi peningkatan kecepatan angin semakin tinggi.
Sebelumnya ombak besar menghantam pesisir Manado pada Minggu (17/1/2021) sore karena gelombang tinggi dan air pasang laut.
Selain itu, banjir dan longsor juga menghantam provinsi yang berada di utara Indonesia ini. Senin pukul 09.30 WIB dilaporkan enam orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor.
Pusat Pengendali Operasi BNPB mencatat dampak banjir dan longsor ini menyebabkan 500 jiwa mengungsi, dua rumah rusak berat dan 10 rumah rusak sedang.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga ditengah musim hujan yang akan terjadi di sejumlah wilayah hingga Februari 2021.
Editor: Agung DH