Menuju konten utama

Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob serta Fungsinya

Berikut adalah perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob beserta fungsinya. Apa saja?

Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob serta Fungsinya
Ilustrasi Respirasi: glikolisis-siklus krebs-transpor elektron. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Respirasi merupakan proses pergerakan atau mobilisasi energi oleh makhluk hidup melalui pemecahan senyawa energi tinggi, yakni SET yang dipakai penyokong aktivitas dalam keseharian makhluk hidup tersebut. Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.

Respirasi memiliki dua bentuk, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Keduanya memiliki cara kerja yang berlainan dalam melakukan respirasi ditinjau dari keterlibatan pemakaian oksigen.

Respirasi aerob adalah proses respirasi yang memerlukan bantuan oksigen. Sebaliknya, respirasi anaerob tidak membutuhkan oksigen. Perbedaan keduanya tampak jelas dalam proses kimia yang terjadi di dalamnya.

Respirasi Aerob

Oksigen sangat dibutuhkan pada proses reaksi katabolisme di respirasi aerob. Reaksi katabolisme perlu suasana aerobic yang kaya dengan keberadaan oksigen agar menghasilkan energi dalam jumlah besar. Energi tersebut berwujud kimiawi yang diberi nama kode ATP.

Manfaat energi ATP bagi sel tubuh makhluk hidup yaitu menunjang pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi, dan aktivitas lain. Besar energinya mencapai 36 ATP.

Mengutip modul Mata Pelajaran Biologi (2016) terbitan Kemdikbud, respirasi aerob memiliki rumus reaksi kimia sebagai berikut: C6H12+6O2=6HCO2+6H2O

Dalam respirasi aerob, terdapat tiga tahapan yang terjadi yaitu glikolisis, siklus krebs, dan transpor elektron. Ketiga tahapan ini memberikan hasil reaksi kimia yang berlainan. Proses dari ketiganya seperti berikut:

  1. Glikolisis merupakan proses memecah molekul C6 atau glukosa yang menjadi senyawa asam piruvat. Rumus kimianya adalah C3.
  2. Siklus krebs merupakan reaksi molekul Asetil CoA yang akan memunculkan oksaloasetat dan asam sitrat.
  3. Transpor elektron yaitu reaksi reduksi atau oksidasi NADH2 dan molekul FADH2 yang kemudian menghasilkan H2O dan energi berwujud ATP.

Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob tidak memerlukan oksigen untuk menunjang proses respirasi. Respirasi ini dapat menghasilkan energi dengan cara cepat seperti yang dialami manusia dan hewan.

Respirasi anaerob sering terjadi pada mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Mereka melakukan respirasi ini lantaran lingkungannya tidak memungkinkan dan belum punya sistem metabolisme kompleks.

Ada perbedaan jumlah energi yang dihasilkan respirasi anaerob dengan aerob. Respirasi anaerob hanya menghasilkan energi lebih kecil yakni 2 ATP.

Dari sisi reaksi kimianya, respirasi anaerob memecah glukosa secara tidak sempurna yang kemudian membentuk komponen H20 dan CO2.

Selain itu, hidrogen akan bergabung dengan komponen lain seperti Asam Piruvat dan Asetaldehida, membentuk asam laktat dan etanol. Respirasi anaerob ini didapati pada reaksi fermentasi dan pernapasan intra molekul.

Perbedaan respirasi aerob dan anaerob

Jika diringkas, perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob seperti berikut:

Respirasi Aerob

  • Memerlukan oksigen dalam proses respirasi
  • Proses respirasi terjadi dalam matriks mitokondria
  • Tujuannya memecah senyawa organik ke anorganik, lalu menghasilkan energi dalam jumlah besar mencapai 36 ATP

Respirasi Anaerob

  • Tidak membutuhkan oksigen dalam prosesnya
  • Aktivitas respirasi terjadi dalam sitoplasma
  • Tujuan respirasi ini untuk mengurangi senyawa organik
  • Menghasilkan energi dalam jumlah sedikit yaitu 2 ATP

Baca juga artikel terkait RESPIRASI ANAEROB atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Alexander Haryanto