Menuju konten utama
Konten Edukasi Biologi

Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob: Contohnya dalam Kehidupan

Perbedaan respirasi aerob dan anaerob merujuk pada kebutuhan oksigen. Berikut contohnya masing-masing.

Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob: Contohnya dalam Kehidupan
Seorang perajin menata tempe sambil menunggu proses fermentasi di salah satu tempat pembuatan tempe di Medan, Senin (12/3/2018). ANTARA FOTO/Septianda Perdana

tirto.id - Dalam biologi, perbedaan respirasi aerob dan anaerob terletak pada kebutuhan oksigen dalam fasenya. Respirasi aerob adalah proses respirasi yang membutuhkan oksigen atau O2, sedangkan respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen. Berikut penjelasan detail perbedaan di antara keduanya.

Secara umum pengertian respirasi adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan bantuan oksigen.

Respirasi bisa juga diartikan sebagai reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan dalam aktivitas sel.

Respirasi masuk dalam katagori katabolisme. Katabolisme juga sering disebut sebagai desimilasi dan berkaitan dengan proses pembongkaran atau penguraian. Mengutip Modul PJJ IPA untuk SMP, katabolisme adalah reaksi kimia yang berkaitan dengan proses penguraian molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana untuk menghasilkan energi.

Setiap makhluk hidup membutuhkan energi yang hanya bisa didapatkan melalui proses metabolisme. Metabolisme dapat diartikan sebagai rangkaian proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.

Dalam proses metabolisme, makanan akan dirombak melalui reaksi kimia sehingga bisa membebaskan energi. Energi inilah yang kemudian dimanfaatkan makhluk hidup untuk beraktivitas sekaligus untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.

Metabolisme selalu terjadi dengan bantuan katalisator enzim yang berfungsi mempercepat laju reaksi kimia. Karena itulah metabolisme kerap disebut sebagai reaksi enzimatis.

Metabolisme sendiri terbagi menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme. Secara sederhana, katabolisme adalah proses pembongkaran atau penguraian, sedangkan anabolisme merupakan proses pembentukan.

Dalam ilmu biologi, secara umum terdapat dua jenis respirasi menurut keterlibatan oksigen antara lain respirasi anaerob dan respirasi aerob.

Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob

Respirasi Anaerob: Pengertian dan Contohnya

Mengutip dari buku Modul Mata Pelajaran Biologi terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016, pengertian respirasi anaerob adalah proses respirasi yang tidak memerlukan oksigen atau O2.

Respirasi anaerob terjadi di bagian sitoplasma yang bertujuan mengurangi senyawa organik. Hasil dari respirasi tanpa oksigen ini adalah sejumlah energi yang lebih kecil yaitu 2 ATP.

Contoh dari respirasi anaerob, salah satunya adalah proses fermentasi yang dibantu oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Contoh lain adalah pada pernapasan intramolukel. Pada manusia dan dan hewan proses respirasi anaerob ini juga bisa terjadi jika tubuh memerlukan energi secara cepat.

Respirasi anaerob dilakukan oleh mikroorganisme karena keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan misalnya belum memiliki sistem metabolisme yang kompleks.

Proses respirasi anerob: glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan CO2. Di respirasi anaerob, hidrogen bergabung bersama sejumlah komponen yaitu Asam Piruvat, Asetaldehida yang selanjutnya membentuk asam laktat dan etanol.

Respirasi Aerob: Pengertian dan Contohnya

Respirasi aerob adalah sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan proses keberadaan oksigen (O2) sangat dibutuhkan yang menghasilkan energi dengan jumlah yang besar.

Energi tersebut dikenal dengan kode ATP. Energi ATP digunakan oleh sel dalam tubuh makhluk hidup untuk menunjang pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan yang lainnya.

Rumus aerob digambarkan secara sederhana yaitu C6H12+6O2=6HCO2+6H2O.

Infografik SC Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob

Infografik SC Perbedaan Respirasi Aerob & Anaerob. tirto.id/Fuad

Ada 3 tahapan dalam respirasi aerob, yaitu:

  1. Glikolisis: proses pemecahan molekul C6 atau glukosa yang menjadi senyawa asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3
  2. Siklus krebs: reaksi molekul aseil CoA yang kemudian menghasilkan oksalosetat dan asam sitrat.
  3. Transpor elektron: reaksi reduksi atau oksidasi NADH2 dan molekul FADH2 yang akhirnya menghasilkan H2O energi berupa ATP.

Perbedaan Respirasi Anaerob dan Aerob

Respirasi Aerob:

  • Memerlukan oksigen
  • Proses yang terjadi dalam matriks mitokondria
  • Untuk memecah senyawa organik ke an-organik menghasilkan energi dalam jumlah besar yaitu 36 ATP.

Respirasi Anaerob

  • Tidak memerlukan kehadiran oksigen dalam prosesnya
  • Berlangsung dalam sitoplasma
  • Tujuan untuk mengurangi senyawa organik
  • Menghasilkan energi tapi dalam jumlah sedikit yaitu 2 ATP.

Manfaat Respirasi Anaerob Fermentasi pada Makanan

Proses fermentasi pada makanan yakni bahan gula dan karbohidrat pada jenis makanan diubah menjadi bentuk lain. Contohnya kedelai, diubah menjadi tempe dengan bantuan ragi. Demikian juga susu yang difermentasi menjadi yogurt.

Ada 6 manfaat makanan hasil fermentasi bagi manusia, yakni:

  1. Mudah dicerna; misalnya susu yang telah difermentasi menjadi yogurt. Sebabnya karena laktosa dalam susu telah dipecah menjadi bentuk lain yang lebih mudah dicerna.
  2. Kaya enzim; misalnya kimchi atau acar yang telah melewati proses fermentasi. Terdapat kandungan enzim yang membantu memecah nutrisi dalam makanan sehingga lebih bermanfaat bagi manusia.
  3. Kaya vitamin; contohnya susu fermentasi meningkatkan kepadatan vitamin termasuk asam folat, vitamin B, riboflavin, dan biotin.
  4. Bakteri baik; kandungan bakteri baik dalam makanan yang difermentasi membantu saluran pencernaan bekerja lebih optimal. Ketidakseimbangan bakteri dalam usus dapat menyebabkan intoleransi laktosa, intoleransi gluten, infeksi jamur, alergi, bahkan asma. Oleh karena itu, tambahan bakteri baik sangat diperlukan oleh tubuh.
  5. Menghindari mubazir; misalnya pada jenis sayuran yang mudah busuk seperti sawi putih, wortel, kol, metimun, lobak, proses fermentasi akan memperpanjang usia sayuran hingga berbulan-bulan. Pada negara dengan empat musim yang sulit menanam sayuran sepanjang tahun, hal ini akan membantu menyuplai kebutuhan sayuran dalam bentuk acar.
  6. Hemat biaya; karena proses fermentasi lebih murah dibanding proses pengawetan lainnya. Selain itu kesehatan tubuh meningkat dengan makanan hasil fermentasi.

Baca juga artikel terkait FERMENTASI atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ibnu Azis