tirto.id - Jalan Sudirman hingga M.H. Thamrin ditutup untuk lalu lintas kendaraan bermotor pada hari ini, Minggu, 31 Desember 2017. Penutupan ruas utama ini guna merayakan tahun baru 2018.
Selama lima tahun terakhir perayaan tahun baru di ibu kota kerap digelar di kawasan Jalan Sudirman, M.H. Thamrin, serta beberapa lokasi wisata. Selain di kawasan jalur protokol, keramaian warga untuk merayakan tahun baru biasanya terkonsentrasi di Monumen Nasional, Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, dan Setu Babakan.
Tradisi perayaan tahun baru di Jakarta dimulai sejak masa Joko Widodo pada 2012-2014, yang menutup jalan protokol untuk menggelar "Car Free Night". Pemprov Jakarta mendirikan beberapa panggung hiburan dan langit Jakarta pun diterangi gemerlap kembang api pada malam pergantian tahun.
Namun, kebiasaan ini sempat terhenti pada pergantian tahun 2016 dan 2017 di bawah kepemimpinan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan pelaksana tugas Gubernur Sumarsono.
Tahun Baru Era Jokowi (2012-2014)
Pada tahun pertamanya menjabat Gubernur Jakarta, Jokowi menggelar acara "Jakarta Night Festival" dan mendirikan 16 panggung pementasan seni musik dan budaya. Festival itu dimulai sejak pukul 21.00 hingga 02.00.
Saat itu panggung hiburan utama terletak di kawasan Bundaran HI, di antara Hotel Mandarin dan Wisma Nusantara. Jokowi memukul gong perayaan tahun baru 2013 dari atas panggung utama.
Setahun setelahnya, perayaan tahun baru kembali dipusatkan di Bundaran HI, Taman Mini Indonesia Indah, Monumen Nasional, dan Ancol. Perayaan pergantian tahun ini ditingkahi hujan, meski tak menyurutkan antusiasme warga ke festival.
Jokowi bersama Ahok datang bersamaan ke panggung hiburan. Sebelumnya, mereka menghadiri perayaan tahun baru di Balai Kota dan sama-sama mengenakan baju kotak-kotak.
Kedatangan Jokowi dan Ahok dimeriahkan "parade nusantara" di sepanjang Jalan Sudirman hingga M.H. Thamrin. Meski hujan, ribuan warga memadati kawasan protokol itu dan menikmati ledakan kembang api. Para pedagang kaki lima kelimpahan rezeki. Mereka menjajakan terompet, makanan dan minuman, hingga pernak-pernik tahun baru.
Perbedaan Era Ahok
Saat menyambut perayaan tahun baru 2015, Jokowi sudah mendiami Istana Negara. Ia telah menjabat presiden ke-7 hasil Pemilu 2014.
Posisinya digantikan Ahok, berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat. Menjelang perayaan tahun baru ada perbedaan mencolok. Ahok, yang baru beberapa bulan menjabat gubernur, memutuskan untuk tak mendirikan banyak panggung hiburan di kawasan Sudirman hingga M.H. Thamrin.
Pemprov Jakarta pun tak menganggarkan pesta kembang api. Alasannya, Indonesia sedang berkabung karena peristiwa raibnya pesawat AirAsia QZ8501 sejak 28 Desember 2014.
Penutupan Jalan Sudirman hingga M.H. Thamrin tetap dilakukan Ahok, pendirian panggung hiburan juga ada di Dukuh Atas, Jalan Teluk Betung, Bundaran HI, Sarinah, depan Gedung Jaya, depan Hotel Sari Pan Pacific, depan Bank Syariah Mandiri, Silang Monas Barat, dan depan Wisma Antara. Namun, saat itu Pemprov DKI tak menggelar parade budaya di sepanjang Sudirman hingga Thamrin.
Setahun berselang, perayaan tahun baru juga tidak dimeriahkan rangkaian parade dari Sudirman hingga Thamrin. Meski mempertahankan "Car Free Night", Pemprov DKI tidak menganggarkan dana untuk festival dan memilih menyebar perayaan pergantian tahun ke lima wilayah ibu kota.
Ahok beralasan: banyak penggelembungan dana selama penyelenggaraan festival pergantian tahun sehingga ia memutuskan tak menggelar "Jakarta Night Festival" untuk menyambut pergantian tahun 2015 menuju 2016.
"Sekarang prioritas saya beda, dan festivalnya terlalu banyak mark-up, maka kami evaluasi," kata Ahok di Balai Kota Jakarta.
Tak hanya meniadakan festival, Ahok melarang perayaan malam tahun baru di Monas. Kawasan wisata itu tetap tutup pukul 20.00 pada pengujung 2015.
Ahok bersama Djarot memilih merayakan tahun baru di kawasan Ancol. Menyaksikan pertunjukan kembang api diiringi pentas musik dari beberapa artis.
Pergantian Tahun tanpa Gubernur Definitif
Perayaan tahun baru 2017 tak dihadiri oleh gubernur maupun wakil gubernur definitif. Karena Ahok dan Djarot cuti selama mengikuti Pilkada 2017, perayaan tahun baru ini pun digelar Pemprov DKI di bawah koordinasi Plt Gubernur Sumarsono.
Di bawah Sumarsono, tak ada penutupan jalan atau "Car Free Night" sepanjang Sudirman hingga Thamrin pada pergantian tahun. Alasannya, ada pembangunan sarana transportasi Mass Rapid Transit (MRT) dan Simpang Susun Semanggi. Sumarsono juga beralasan ingin perayaan tahun baru di ibu kota berjalan sederhana.
Perayaan tahun baru 2017 akhirnya dialihkan ke beberapa panggung di lima kota administrasi Jakarta. Sementara Sumarsono merayakan pergantian tahun di Ancol, banyak warga tetap memadati kawasan Bundaran HI dan Jalan Sudirman-Thamrin, betapapun tak ada penutupan lalu lintas. Kawasan Monas juga dipadati warga, meski mereka dilarang menyalakan kembang api dan wajib meninggalkan lokasi pada pukul 1 dini hari.
Tahun Baruan Bersama Anies-Sandiaga
Saat ini, di bawah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, perayaan tahun baru kembali dipusatkan di Sudirman hingga Thamrin. Kawasan Monas dibuka untuk publik dan pesta kembang api.
Anies-Sandiaga juga menggelar acara nikah massal pada pengujung 2017, yang digelar di Lapangan Parkir Jalan M.H. Thamrin 10.
"Melalui nikah massal ini, kami menginginkan agar setiap pasangan yang menikah memiliki kelengkapan surat atau administrasi oleh kantor urusan agama, bukan hanya melangsungkan pernikahan secara syariat," kata Asisten Pemerintahan Sekda DKI Bambang Sugiyono.
Selain itu, beberapa panggung hiburan disediakan Pemprov DKI: Satu panggung utama di Bundaran HI (depan Hotel Mandarin Oriental), serta masing-masing panggung tambahan di Jalan Kebon Sirih (dekat Bank Mandiri Syariah), Jalan Wahid Hasyim (sekitar Gedung Jaya), dan Jalan M.H. Thamrin 10. Panggung hiburan dimulai pukul 19.00.
Pusat hiburan terletak di Bundaran HI, dan direncanakan tampil penyanyi dangdut Rhoma Irama serta band Soneta. Pemprov DKI juga menyelenggarakan bazar dan festival kuliner dari jaringan wirausaha OK OCE, salah satu program pengembangan ekonomi masyarakat yang diprakarsai oleh Sandiaga Uno.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Abdul Aziz