tirto.id - Dalam Bahasa Indonesia terdapat berbagai gaya bahasa atau majas. Beberapa majas yang ada di antaranya adalah litotes dan hiperbola.
Menurut bukuMajas, Idiom, dan Peribahasa majas berfungsi agar suatu kalimat atau ungkapan dapat menghidupkan suasana, meningkatkan efek rasa, atau menimbulkan konotasi tertentu.
Selain itu, majas juga dipahami sebagai gaya bahasa yang bisa berupa kiasan, ibarat, perumpamaan yang bertujuan mempercantik makna dan pesan sebuah kalimat.
Terdapat empat jenis kelompok majas, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran.
Majas hiperbola dan litotes masuk ke dalam kelompok majas perbandingan. Tidak jarang kedua majas ini sulit untuk dibedakan. Lantas apa perbedaan majas litotes dan hiperbola?
Perbedaan Majas Litotes dan Hiperbola
Berdasarkan KBBI, litotes atau li.to.tes /litotès/ (n) adalah pernyataan yang memperkecil sesuatu atau melemahkan dan menyatakan kebalikannya, misalnya untuk mengatakan pandai digunakan ungkapan tidak bodoh.
Sementara majas hiperbola atau hi.per.bo.la /hipêrbola/ (n Mat) dipahami dalam dua hal. Pertama, dua lengkungan terpisah yang merupakan perpotongan permukaan kerucut lingkar dengan bidang datar. Kedua, himpunan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik tetap adalah konstan.
Secara lebih jelas, berikut ini adalah contoh-contoh majas litotes dan hiperbola dalam sebuah kalimat.
1. Majas Litotes
Sebagaimana dilansir dari bukuMajas, Pantun, dan Puisi majas litotes adalah gaya bahasa yang menyatakan perlawanan dari kenyataan yang bertujuan untuk merendahkan diri.
Contoh:
- Terimalah kado tidak berhaga ini sebagai tanda terima kasihku.
- Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudera luas.
- Karangan ini belum sempurna sertakan kritik dan sarannya.
- Sebenarnya ini sangat sulit tapi dapat diselesaikan.
- Mampirlah sejenak untuk mencicipi hidangan yang ala kadarnya ini.
- Perkenankan hamba yang bodoh ini untuk menyampaikan pendapat.
- Saya hanya orang desa yang beruntung mengenyam pendidikan.
- Hanya hal remeh seperti ini yang bisa saya buat.
- Silakan makan sajian kami yang hanya berupa nasi dan sambal.
- Kalau lewat daerah sini jangan sungkan mampir ke gubuk saya.
- Progam yang kami rancang memang masih jauh dari sempurna.
- Semoga Anda menerima bingkisan yang tidak berharga ini.
2. Majas Hiperbola
Dikutip dari laman Rumah Belajar untuk Semua, hiperbola adalah majas dengan memberikan kesan yang berlebihan dari kenyataannya agar lebih berkesan atau bertujuan untuk meminta perhatian.
Contoh:
- Ia terkejut setengah mati begitu melihat mayat perempuan tersebut.
- Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
- Keringatnya menganak sungai.
- Kita berjuang sampai titik darahpenghabisan.
- Suaranya menggelegar ke angkasa.
- Kami tidak tega karena tangisnya sungguh menyayat hati.
- Teriakan kekecewaannya membelah angkasa.
- Darah kami mendidih saat mendengar kecurangan yang dia lakukan.
- Semangat rakyat untuk vaksin tumpah ruah di gedung desa.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Maria Ulfa