Menuju konten utama

Perbedaan Antara Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan

Konsep rantai makanan dan jaring-jaring makanan berperan penting dalam ekosistem. Namun, ada beberapa perbedaan rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

Perbedaan Antara Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Contoh rantai makanan: sapi (konsumen tingkat 1) memakan rumput (produsen). Peternak menggembalakan sapi di bantaran irigasi di Desa Ngeluk, Penawangan, Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (6/2/2018). ANTARA FOTO/Aji Styawan

tirto.id - Rantai makanan dan jaring-jaring makanan merupakan dua konsep penting dalam ekologi. Keduanya sama-sama menggambarkan hubungan makan-dimakan antar-organisme dalam suatu lingkungan.

Meskipun terkesan serupa, sebenarnya jaring-jaring makanan dan rantai makanan berbeda. Lantas, apa perbedaan rantai makanan dan jaring-jaring makanan?

Pengertian Rantai Makanan dan Contohnya

Rantai makanan atau food chains adalah proses saling memakan dan dimakan antar-makhluk hidup dalam urutan tertentu. Rantai makanan kerap diartikan sebagai proses transfer energi/makanan dari produsen ke konsumen hingga mengalami penguraian oleh dekomposer. Dalam rantai makanan, terdapat tiga peran utama:

1. Produsen

Produsen adalah organisme pada tingkat trofik pertama yang menghasilkan makanan sendiri. Contohnya adalah tumbuhan yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia melalui fotosintesis.

2. Konsumen

Makhluk hidup yang bergantung pada makhluk lain karena tidak dapat memproduksi makanan sendiri disebut konsumen. Konsumen memperoleh energi dan nutrisi dengan memakan organisme lain dalam rantai makanan. Konsumen dibagi menjadi beberapa tingkat trofik, yakni:

  • Konsumen I (primer) disebut sebagai pemakan tumbuhan atau herbivora. Contoh: belalang, kelinci, kerbau.
  • Konsumen II (sekunder) diisi dengan hewan-hewan karnivora atau pemakan hewan lain. Contoh: katak, tikus.
  • Konsumen puncak (tersier) berada di puncak rantai makanan dan merupakan pemakan konsumen kedua hingga seterusnya. Contoh: buaya, singa, elang.

3. Dekomposer

Organisme terakhir yang mengurai bahan-bahan organik yang mati, seperti daun yang gugur atau bangkai hewan, disebut sebagai pengurai atau dekomposer. Jamur merupakan salah satu contoh dekomposer yang berperan penting dalam mengembalikan nutrisi ke tanah.

Apa arti jaring-jaring makanan dan Contohnya?

Dalam ekosistem, jaring-jaring makanan terbentuk dari beberapa rantai makanan. Lalu apa arti jaring-jaring makanan?

Food web atau jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari berbagai rantai makanan dalam sebuah ekosistem. Rantai makanan terjadi berulang-ulang dengan urutan konsumen yang berbeda. Hal ini terjadi karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora. Sebaliknya, satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen.

Oleh karena itu, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan. Semua organisme, baik sebagai produsen, konsumen, atau dekomposer, berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Fungsi jaring-jaring makanan adalah menggambarkan interaksi langsung antara satu spesies dengan spesies lain dalam ekosistem. Keberadaan rantai makanan dapat ditemukan di setiap ekosistem, seperti sawah, hutan, laut, hingga sungai. Di sebuah ekosistem, bisa ada lebih dari satu rantai makanan.

Contoh jaring-jaring makanan dapat dilihat dalam ekosistem laut, meliputi:

  • Zooplankton -> ikan kecil -> udang -> gurita
  • Zooplankton -> ikan kecil -> ikan besar -> ikan paus
  • Alga -> zooplankton -> ikan kecil -> ikan besar
  • Fitoplankton -> larva ikan -> ikan besar -> hiu
  • Fitoplankton -> cacing laut -> ikan kecil -> ikan besar.

Perbedaan Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan

Perbedaan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan utamanya dapat dilihat dari segi definisi. Namun, ada pula beberapa hal yang membedakan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Berikut adalah beberapa perbedaan rantai makanan dan jaring-jaring makanan beserta contohnya.

1. Urutan dan bentuk

Perbedaan rantai makanan dan jaring jaring makanan yang pertama terletak pada urutan dan prosesnya.

Rantai makanan mengikuti alur yang hampir selalu berurutan: dimulai dari produsen, seperti tumbuhan; ke konsumen, seperti hewan pemakan tumbuhan; dan seterusnya hingga dekomposer, seperti bakteri dan jamur.

Sementara itu, jaring-jaring makanan lebih kompleks karena menyangkut seluruh rantai makanan. Dalam jaring-jaring makanan, beberapa organisme dapat memiliki peran ganda sebagai konsumen dan produsen.

2. Jumlah rantai makanan

Rantai makanan hanya memiliki satu jenis rantai makanan, sedangkan jaring-jaring makanan lebih kompleks karena melibatkan banyak interaksi antara berbagai organisme.

3. Jenis organisme

Dalam jaring-jaring makanan, organisme yang berperan sebagai konsumen dapat memilih apa yang akan dimakan sebab makanannya ada lebih dari satu jenis. Sebaliknya, pada rantai makanan, konsumen hanya dapat memakan satu jenis makanan sebagai sumber utama energi dan nutrisi.

4. Dampak bila ada gangguan

Gangguan dalam ekosistem, seperti hilang atau berkurangnya salah satu organisme, dapat memengaruhi proses rantai makanan. Hal ini menjadi salah satu aspek perbedaan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

Jika organisme tersebut mengalami gangguan, misalnya punah, rantai makanan akan terputus. Ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada ekosistem. Sementara itu, jika hal itu terjadi pada proses jaring-jaring makanan, tidak akan terganggu karena konsumen dapat memilih makanan lainnya.

5. Jumlah organisme

Pada rantai makanan, jumlah organisme lebih terbatas karena setiap organisme hanya memiliki satu jenis makanan sebagai sumber utama energi. Namun, pada jaring-jaring makanan, jumlah organisme jauh lebih banyak dan beragam. Organisme dapat memiliki banyak pilihan makanan, dan interaksi antara berbagai organisme lebih kompleks.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Fadli Nasrudin