tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina masih memanas sampai hari ini, Senin, 24 Oktober 2022. Menurut berita terbaru, satu orang tewas karena bom rakitan di Kota Kherson dan melukai seorang pejalan kaki.
Seperti diberitakan The Guardian, menurut pejabat lokal pro-Rusia, Kirill Stremousov, alat peledak rakitan itu dipasang di tiang jalan dan diledakkan dari jarak jauh "membunuh seorang warga sipil dari Kherson."
Kherson kini sudah dicaplok Rusia dalam sebuah referendum. Kini, militer Rusia juga mendesak lebih banyak warga sipil di wilayah itu untuk melarikan diri guna menghindari serangan balasan dari Ukraina.
Di sisi lain, Rusia dan Ukraina saling menuduh satu sama lain soal rencana meledakkan bendungan Nova Kakhovka. Kalau peristiwa itu sampai terjadi, maka bisa membanjiri sebagian besar wilayah Ukraina selatan, termasuk Kherson.
Kondisi Perang Rusia dan Ukraina Hari ke-243
Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, Ukraina pada hari ini, Senin, 24 Oktober 2022 menembak 19 roket ke Novaya Kakhovka, tiga di antaranya mengenai pembangkit listrik. Data tentang korbannya masih diverifikasi.
PLTA Kakhovka adalah salah satu pembangkit listrik tenaga air di Sungai Dnieper yang terletak lima kilometer dari kota Novaya Kakhovka di Wilayah Kherson.
Beberapa roket telah dijatuhkan oleh pertahanan udara tetapi tiga di antaranya mengenai pembangkit listrik tenaga air setempat.
"Rezim Kiev terus menembaki infrastruktur sipil Novaya Kakhovka. Misalnya, menembaki pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya pada pukul 11:20, menembakkan 19 roket HIMARS dan Olkha," kata seorang perwakilan dari layanan darurat.
"Beberapa roket telah dijatuhkan oleh pertahanan udara tetapi sayangnya tiga di antaranya menghantam pembangkit listrik tenaga air."
Pada hari Minggu, Rusia menembakkan rudal dan pesawat tak berawak ke Mykolaiv yang dikuasai Ukraina. Pemboman itu menghancurkan sebuah blok apartemen. Di sisi lain, Ukraina sedang menghadapi pemadaman listrik setelah Rusia menyerang fasilitas energi.
Wakil kepala kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko mengatakan, serangan udara Rusia pada infrastruktur energi di seluruh negeri itu telah menyebabkan lebih dari satu juta rumah tangga di Ukraina tanpa listrik.
Iran mengaku akan memasok 40 turbin ke Rusia untuk membantu industri gasnya di tengah sanksi barat atas perang di Ukraina, demikian seperti dilaporkan seperti dikutip oleh Shana, kantor berita kementerian perminyakan pada hari Minggu.
“Keberhasilan industri Iran tidak terbatas pada bidang rudal dan drone,” kata CEO Perusahaan Pengembangan dan Teknik Gas Iran, Reza Noishadi.
Pasukan operasi khusus Ukraina mengatakan, instruktur drone Iran telah terlihat di Belarus. Menurut pasukan operasi khusus, korps penjaga revolusioner Islam Iran sedang melatih pasukan Rusia di Belarus dan mengoordinasikan peluncuran drone buatan Iran.
Editor: Iswara N Raditya