tirto.id - Tiga negara Eropa yakni Jerman, Denmark, dan Belanda bersepakat mengirim sekitar 100 tank tempur jenis Leopard 1 ke Ukraina. Pengiriman alat tempur itu sebagai salah satu antisipasi terhadap serangan besar Rusia yang direncanakan pada 24 Februari 2023 mendatang.
Seperti diberitakan AP News, Selasa, 7 Februari 2023, para Menteri Pertahanan Denmark, Jerman, dan Belanda mencapai kesepakatan untuk mengirim tank Leopard 1 atau jenis yang lebih tua daripada Leopard 2.
"(Ini) secara signifikan akan meningkatkan potensi militer Ukraina untuk memulihkan integritas teritorial mereka yang dilanggar," bunyi pernyataan bersama tersebut.
Pengiriman tank Leopard 1 dilakukan dalam beberapa bulan ke depan disertai dengan suplai logistik dan latihan. Upaya itu dilakukan demi mendukung Ukraina dalam menahan agresi Rusia yang dilaporkan akan segera melakukan serangan baru di wilayah Ukraina Timur dan Selatan.
Tank Leopard 1 dibuat pada tahun 1960-an hingga 1980-an. Tank tempur ini dibikin oleh Bundeswehr. Sejak 2003 lalu, militer Jerman memutuskan untuk tidak menggunakan jenis tank tersebut.
Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-350
Media Russia News Agency melaporkan pada Selasa (7/2/2023), selama 24 jam terakhir pesawat tempur Rusia dan pasukan artilerinya telah menewaskan lebih dari 50 tentara lawan di Kupyansk.
"Di Kupyansk, pesawat tempur dan artileri dari kelompok tempur barat melakukan serangan terhadap tenaga kerja dan peralatan unit-unit brigade mekanik ke-14 dan ke-92 tentara Ukraina di daerah-daerah dekat pemukiman Ivanovka dan Berestovoye di Wilayah Kharkov dan Novosyolovskoye di Republik Rakyat Lugansk," ujar Igor Konashenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia.
Tidak hanya itu, Rusia mengklaim telah menewaskan lebih dari 90 tentara Ukraina di Donetsk. Dalam laporan yang sama, Rusia menghajar gudang amunisi artileri Ukraina di dekat pemukiman Ilyichyovka serta menyerang 2 brigade tentara Ukraina di daerah Donetsk serta Zaporozhye.
"Di Donetsk, lebih dari 90 tentara Ukraina, 4 kendaraan tempur lapis baja, sebuah peluncur roket Grad dan sebuah howitzer Msta-B dihancurkan sebagai akibat dari kerusakan yang ditimbulkan pada unit-unit tentara Ukraina oleh gabungan senjata dan operasi ofensif oleh tim penyerang dari kelompok tempur selatan," sambung Konashenkov.
Merujuk laporan yang sama, Angkatan Bersenjata Rusia sudah menghancurkan 382 pesawat tempur Ukraina, 206 helikopter, dan 3.036 kendaraan udara tak berawak.
Rusia juga mengaku sudah menembak jatuh 403 sistem rudal permukaan-ke-udara, 7.771 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya. Sasaran lain ialah 1.010 peluncur roket ganda, 4.020 senjata artileri lapangan dan mortir, serta 8.282 kendaraan bermotor militer khusus.
Pertempuran sengit sempat terjadi pada hari yang sama di Donetsk. Menurut keterangan Al-Jazeera, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan agar bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan serangan Rusia pada bulan ini .
Berbicara dalam pidato yang dikutip dari BBC, Presiden Zelenskyy mengatakan: "Situasi sangat sulit di wilayah Donetsk, pertempuran sengit." Ia menambahkan,"Kita tidak punya pilihan lain selain mempertahankan diri dan menang."
Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, pasukan Ukraina yang berada di Bakhmut juga dalam kondisi terjepit setelah pasukan Rusia terus mengepung kawasan tersebut. Dua jalan utama yang menghubungkan ke kota itu dalam kondisi tidak aman dan terancam tembakan langsung oleh musuh.
Di Donbas timur, pasukan Rusia terus menekan pertahanan Ukraina. "Pertempuran di wilayah ini semakin memanas," kata Pavlo Kyrylenko, Gubernur Donetsk, seperti diwartakanThe Guardian.
Moskow disebutkan sedang mengumpulkan pasukan tambahan di kawasan ini demi melancarkan serangan selama beberapa pekan mendatang dengan target utama menguasai wilayah Luhansk.
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto