Menuju konten utama

Perang Dagang Memanas, BKPM Usul RI Tambah Insentif Bagi Investor

Thomas Lembong mengusulkan Indonesia menawarkan lebih banyak insentif bagi investor asing di tengah meningkatnya tensi perang dagang AS-Cina. 

Perang Dagang Memanas, BKPM Usul RI Tambah Insentif Bagi Investor
Kepala BKPM Thomas Lembong mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8). Rapat tersebut membahas isu-isu terkini seperti dalam bidang investasi dan perdagangan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pd/16.

tirto.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong berpendapat Indonesia perlu mengambil kesempatan ketika perang dagang AS-Cina semakin memanas.

Perang dagang AS-Cina belakangan memang terus meningkat tensinya. Dua raksasa ekonomi itu saling berbalas menaikkan tarif barang dari masing-masing negara.

'Baku hantam' ini berlanjut dengan langkah AS memasukkan perusahaan dari Cina, seperti Huawei, ke daftar hitam perdagangan negeri paman sam. Cina pun lalu menyiapkan daftar hitam perusahaan asing.

Di tengah situasi demikian, Thomas mengusulkan Indonesia menawarkan lebih banyak insentif bagi investor asing.

Menurut dia, langkah itu diperlukan mengingat banyak perusahaan internasional kini mencari lokasi baru untuk merelokasi pabriknya guna menghindari dampak negatif perang dagang AS-Cina.

"Memang yang lagi trending di dunia investasi, di kalangan investor, adalah diversifikasi lokasi-lokasi pabriknya. Jangan punya konsentrasi yang berlebihan di satu negara atau di satu kawasan,” kata dia di kantor BKPM, Jakarta pada Selasa (18/6/2019).

Di sisi lain, banyak negara mengalami keterpurukan dalam hal ekonomi sehingga kurang menarik bagi investor.

“Cukup banyak negara lain yang punya masalah dan tantangan, apakah dengan stabilitas politik stabilitas makro ekonomi, ada negara yang mata uangnya anjlok 30 persen sampai 50 persen," kata Thomas.

Sementara perekonomian Indonesia, menurut Thomas, tetap stabil usai Pemilu 2019 berlangsung. Hal ini, kata dia, bisa menunjukkan ke investor soal kelebihan Indonesia dibanding negara lain di Asia Tenggara.

"Kita kan tidak tidak ada blunder yang signifikan, enggak ada volatilitas dan fluktuasi berlebihan. Kita stabil, rasional pelan-pelan reformis di dunia yang penuh dengan ketidakpastian, dari waktu ke waktu banyak kekacauan," ujar Thomas.

"Kita ini seperti oasis stabilitas dan [punya] akal sehat," tambah dia.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom