Menuju konten utama

Per Hari 9 Bencana, RI Masuk 35 Negara Dunia Paling Rawan Bencana

Dalam periode setahun terakhir, telah terjadi 3.253 dengan kerugian Rp22,8 triliun dan korban meninggal 1.183 jiwa.

Per Hari 9 Bencana, RI Masuk 35 Negara Dunia Paling Rawan Bencana
Warga menyaksikan Pesantren An Nidhoniyah yang tertimbun longsor di Desa Bindang, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (24/2/2021).ANTARA FOTO/Saiful Bahri/foc.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 3.253 bencana terjadi di Indonesia dalam periode setahun sejak Februari tahun lalu hingga Februari tahun ini.

"Dari awal Februari 2020 hingga akhir Februari 2021 BNPB mencatat ada 3.253 kali kejadian bencana di Indonesia. Ini artinya setiap hari tidak hanya ada 9 kali kejadian bencana yang terjadi apakah itu gempa, tsunami, erupsi gunung berapi, karhutla, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin puting beliung," kata Kepala BNPB Letjen Doni Monardo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/3/2021).

Doni menambahkan, Indonesia selalu mengalami kerugian besar dalam setiap kali bencana alam. Mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani, negara merugi hingga Rp22,8 Triliun akibat bencana alam per tahun. Selain itu, BNPB mencatat pula korban jiwa yang mencapai ribuan dalam 10 tahun terakhir.

"Rata-rata 1.183 jiwa meninggal akibat bencana," kata Doni.

Mantan Danjen Kopassus itu menerangkan, Indonesia masuk daftar 1 dari 35 negara dengan ancaman bencana paling tinggi oleh Bank Dunia.

Akan tetapi, pemerintah sudah berusaha memitigasi bencana tersebut. Mengacu kepada arahan Presiden Jokowi pada Februari 2020 silam, Doni mengatakan penanganan bencana dilakukan secara bersinergi antara pemerintah pusat, TNI dan Polri, dan pemerintah daerah dengan upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan.

Hal tersebut juga termasuk perencanaan pembangunan yang berlandaskan pengurangan risiko bencana, pelibatan pakar untuk memprediksi ancaman, memperkuat sistem peringatan dini, menyusun rencana kontijensi dan edukasi serta pelatihan kebencanaan.

Doni menuturkan, BNPB berusaha terus melakukan penanganan sesuai instruksi presiden. BNPB menggunakan pendekatan kolaborasi pentahelix yang melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas relawan dan media terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari tingkat individu, keluarga dan masyarakat.

"Literasi kebencanaan sejak dini senantiasa kita perkuat dalam setiap kesempatan di tingkat tapak Kemudian pada pemerintah dan juga pemerintah daerah," kata Doni.

Baca juga artikel terkait BENCANA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali