tirto.id - Siapa yang tak kenal karakter kodok hijau dengan mata besar yang sendu? Ialah Pepe si Kodok yang telah beberapa kali digambarkan menyerupai tokoh-tokoh yang dianggap jahat oleh dunia. Di antaranya, Pepe berkumis Hitler yang mengenakan yarmulke (kopiah bulat kecil yang dipakai laki-laki Yahudi) dan Pepe yang digambarkan memakai lambang Ku Klux Klan. Belakangan ini bahkan muncul gambar Pepe si Kodok menyerupai Donald Trump yang sedang berdiri di belakang podium presiden Amerika Serikat.
“Gambar-gambar ini telah menjamur di media sosial dan menyebarkan komentar-komentar penuh kebencian yang ditujukan pada orang Yahudi dan netizen lain,” jelas Jonathan Greenblatt, dari organisasi Yahudi nonpemerintah Anti Defamation League (ADL), sebagaimana terlansir di The Guardian, Rabu (28/09/2016).
Greenblatt juga menekankan bahwa orang-orang rasis dan penganut antisemitisme telah menyalahgunakan sebuah karakter kartun untuk kepentingan pribadi mereka dalam menyebarluaskan kebencian dan melecehkan orang lain. Karenanya, Ketua ADL ini pun menetapkan Pepe si Kodok sebagai simbol penghinaan.
Dengan begitu, Pepe menyusul simbol Swastika dan simbol “Blood Drop Cross” milik KKK yang sebelumnya telah dimasukkan ADL dalam daftar simbol-simbol penghinaan.
Karakter Pepe si Kodok, yang juga akrab dikenal sebagai “meme kodok murung”, diciptakan untuk komik berjudul Boy’s Club karya Matt Furie. Pepe kemudian mendapatkan perhatian besar di dunia maya pada 2008 lewat situs 4Chan. Pepe bahkan sempat menjadi salah satu meme paling terkenal di Tumblr pada 2015.
Setelah hampir satu dekade, karakter Pepe bergeser menjadi meme gerakan Alt-Right. Merujuk pada BBC, Alt-Right merupakan sebuah gerakan sayap kanan di media sosial yang kerap kali melecehkan orang Yahudi-Amerika. Pepe si Kodok sudah tidak lagi diasosiasikan dengan komik Furie itu. Sang pencipta mengatakan pada The Guardian bahwa dirinya tidak mendukung karakter baru yang melekat pada Pepe ini.
“Saya rasa sekarang Pepe menjadi sebuah fenomena internet. Semua terasa sangat aneh dan baru bagi saya,” ujar Furie.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari