tirto.id - Komisi III DPR RI menggelar rapat perdana dengan Kapolri Jendral Idham Azis di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Dalam rapat tersebut Idham didampingi oleh Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmonto hingga Kabarhakam Komjen Firli dan Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal. Adapula 34 Kapolda yang turut hadir dalam rapat perdana Idham Azis sebagai Kapolri dengan Komisi III DPR RI.
Salah satu yang dipaparkan Idham di hadapan anggota Komisi III DPR RI adalah perkembangan kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Idham yang sebelumnya menjabat sebagai mantan Kepala Bareskrim Polri ini mengklaim pihaknya sudah bekerja keras secara maksimal, dengan melakukan langkah-langkah yang dianggap dapat memberikan titik terang siapa pelaku teror yang belum terungkap hingga saat ini.
“Dalam penanganan kasus penyiraman air keras korban saudara Novel Baswedan, Polri sudah bekerja secara maksimal melaksanakan langkah-langkah penyidikan,” ungkap Idham.
Upaya kepolisian ini kata Idham mulai dari melakukan penyidikan internal hingga melibatkan pihak eksternal. Pihak eksternal yang ia maksud yakni KPK, Komnas HAM, Ombudsman, pakar-pakar profesional hingga melibatkan Kepolisian Australia.
Sementara tindakan yang telah dilaksanan penyidik Polri antara lain, melakukan pemeriksaan kepada 73 saksi, pemeriksaan 78 titik cctv dan berkoordinasi dengan AFP (Kepolisian Australia) guna menganalisis rekaman CCTV di sekitar lokasi.
“Kemudian pemeriksaan daftar tamu hotel, serta kontrakan dan kamar kos sekitar TKP, pemeriksaan terhadap 114 toko kimia yang berada di radius 1 km dari TKP,” papar Idham.
Idham yang saat kejadian berlangsung menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya ini juga mengatakan bahwa lembaganya sudah berupaya mencari pelaku dengan membuat rekonstruksi wajah pelaku dan menyebarkannya ke masyarakat. Namun, sampai saat ini tak juga kunjung terungkap siapa pelakunya.
Tak hanya penyidikan internal, Idham mengklaim, Polri juga memenuhi rekomendasi Komnas HAM Polri dengan membentuk tim pakar dan tim pencari fakta yang terdiri dari tujuh orang akedemisi untuk mencari siapa pelakunya.
“Serta membentuk tim teknis yang telah berkooridinasi dengan KBRI singapore, untuk memeriksa riwayat kesehatan korban dan melakukan pendalaman dari sketsa pelaku dengan 282 data yang kita dapatkan dari disdukcapil,” ujar Idham.
Walaupun belum terungkap, Idham kembali mengumbar janjinya untuk mengungkap siapa pelaku teror penyiraman air keras kepada Novel Baswedan.
“Selanjutnya polri akan terus melakukan pencarian kepada pelaku, serta akan memberikan akses seluas-luasnya dari KPK untuk melakukan verifikasi akses penyidikan yang dilakukan oleh polri,” tutur Idham.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Widia Primastika