Menuju konten utama

Penyidik KPK Dilengkapi Senjata Api untuk Hindari Teror

Basaria menjelaskan, penyidik KPK memiliki hak dibekali sejata api untuk menghindari teror. "Penyidik KPK memang dilengkapi senjata, tetapi ada juga penyidik yang tidak suka memakai senjata. Senjata itu kami sediakan," kata dia.

Penyidik KPK Dilengkapi Senjata Api untuk Hindari Teror
Basaria Panjaitan. Antara foto/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Penyidik senior Komisi Pemberasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan diserang menggunakan air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan salat subuh, di masjid dekat rumahnya.

Menanggapi hal itu, Wakil ketua KPK, Basaria Panjaitan, menyatakan, teror yang menimpa penyidik senior KPK itu tidak akan membuat mereka gentar dalam memberantas korupsi di Tanah Air.

"Jangan ada rasa khawatir atau takut. Apapun yang terjadi hari ini, tidak akan mengubah langkah KPK untuk melanjutkan upaya pemberantasan korupsi," kata Basaria dikutip dari Antara, Selasa (11/4/2017).

Basaria juga berharap polisi secepat mungkin menemukan pelaku penyiraman air keras titu.

Meski demikian, Basaria tak ingin meduga-duga pemicu kasus itu, ia mengaku tidak ingin berspekulasi terlalu jauh. "Kita tunggu hasil penyidikan, semoga dalam beberapa hari ini bisa mengungkap," kata dia.

Akibat peristiwa itu, kata dia, pimpinan KPK juga akan segera mengevaluasi kembali mekanisme pengawalan dan pengamanan terhadap penyidik KPK.

"Tentu harus kami evaluasi, apakah nanti akan melakukan sejumlah pengetatan dengan menambah pengawalan, yang jelas ini akan segera kami evaluasi," kata dia.

Basaria menjelaskan, penyidik KPK memiliki hak dibekali sejata api untuk menghindari teror. "Penyidik KPK memang dilengkapi senjata, tetapi ada juga penyidik yang tidak suka memakai senjata. Senjata itu kami sediakan," kata dia.

Sebelumnya, Ketua KPK Agus Rahardjo berjanji akan menambah perlindungan kepada para penyidik KPK yang tengah menggarap kasus-kasus besar.

"Iya nanti ada pengamanan yang akan kami lakukan. Mungkin saja pengamanan personil [Polri] tambahan untuk menjaga penyidik KPK yang tengah menggarap kasus besar," kata Agus Rahardjo di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4).

Meskipun akan mengirimkan permintaan pengamanan langsung kepada Kapolri Tito Karnavian, namun Agus tidak bisa memastikan apakah permintaan tersebut bisa langsung diterima atau tidak.

"Kalau nantinya tergantung Pak Tito, tapi yang penting sudah ada imbauan Pak Presiden [Jokowi] untuk mengusut ini dengan tuntas mungkin termasuk dengan pengawalan," kata Agus.

Menurut Agus, saat ini pihaknya dan polisi sedang mencari aktor intelektual di balik penyerangan penyidik senior KPK tersebut. Agus juga mengaku belum dapat mengetahui perihal motif penyerangan Novel berkaitan dengan korupsi e-KTP atau tidak. Karena itu, ia menyerahkan kasus penyerangan Novel ke kepolisian untuk sementara.

"Motif belum tahu. Tapi kuat dugaan kami adalah karena kasus korupsi. Jadi ada dua hal pertama motif kedua siapa pelaku intelektualnya," kata Agus.

Terkait dengan desas-desus kasus penyiramanan Novel terkait kasus e-KTP yang mengaitkan banyak tokoh partai politik. Agus enggan berasumsi. "Mengenai hal tersebut kami tak bisa berargumen. Ini karena masih rumor," kata dia.

Baca juga artikel terkait NOVEL BASWEDAN DISIRAM AIR KERAS atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto