tirto.id - Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI), Soelaeman Soemawinata, menyebut keterlibatan pengembang swasta dalam penyediaan rumah subsidi di Indonesia menjadi rujukan di negara-negara Asia.
"Saya sudah ke beberapa tempat di bagian asia pasifik mereka belum punya banyak program ini dengan program pemerintah yang mendeliver ini kepada pihak swasta," ungkapnya dalam acara Asia Pacific Real Estate Conference, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2019).
Bahkan, bisa dibilang, Indonesia adalah penggagas dalam mendorong keterlibatan swasta untuk penyediaan rumah bersubsidi. Karena itu lah, ucap Solaeman Indonesia lebih unggul dibandingkan negara di Asia Pasifik.
"Padahal di negara lain, kan, pemerintah tidak punya banyak uang untuk membangun mendeliver rumah-rumah [subsidi] ini, sehingga mereka juga tersendat dalam membangun rumah rakyat," imbuhnya.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), program rumah subsidi terus meningkat sejak tahun 2014.
Hal ini terlihat dari realisasi Program Satu Juta Rumah yang trennya meningkat, yakni 699.770 unit di tahun 2015, 805.169 unit di tahun 2016 dan 904.758 unit di tahun 2016.
Tahun lalu, untuk pertama kalinya, realisasi Program Satu Juta Rumah mencapai 1.132.621 unit. Sementara di tahun ini, target Program Satu Juta Rumah sebanyak 1.250.000 unit diharpkan bisa tercapai.
Secara keseluruhan, dari 2015 sampai 2018, telah terbangun 3.542.318 unit rumah. Tren tersebut menunjukkan bahwa strategi percepatan dari pengembangan hunian segmen MBR cukup berhasil sehingga banyak dilirik oleh para investor asing.
"Pemerintah memberikan aturan bahwa swasta bisa berpartisipasi dalam hal ini dengan membuat skema kebijakan dan skema keuangan yang bisa dijalankan oleh swastsa. Itu yang jadi penting dan itu yang mereka minta bahwa Indonesia harus men-deliver ini," terangnya.
Editor: Hendra Friana