tirto.id - Kabid Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung, AKBP Abdul Mun'im mengatakan masyarakat yang menyebar informasi hoaks terkait tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 akan diancam pidana hingga enam tahun penjara.
"Sejak jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Kerawang pada Senin (29/10/2018), banyak beredar video dan foto di dalam pesawat sebelum jatuh. Kami pastikan video dan foto tersebut tidak benar alias hoaks," katanya di Pangkalpinang, Kamis (1/11/2018) dilansir Antara.
Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat khususnya warganet untuk tidak menyebarkan informasi hoaks atas musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang bisa menyebabkan keresahan bagi keluarga korban.
"Kami minta masyarakat tidak mempolitisasi dan menyebarkan informasi hoaks ataupun informasi yang bukan dari sumber berwenang juga tidak menyebarkan foto-foto korban dari musibah jatuhnya pesawat lion air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang," ucapnya.
Ia juga menyampaikan, setiap aktivitas di ruang siber, termasuk aktivitas mendistribusikan, mentransmisikan dan membuat dapat diaksesnya Informasi hoaks diatur dengan UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
"Sesuai UU ITE tersebut, jika terbukti bisa diancam pidana paling lama enam tahun dan atau denda paling banyak Rp1 miliar," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Basarnas Jakarta Hendra Sudirman mengatakan bahwa tak mungkin ada video atau foto yang diklaim saat detik-detik sebelum terjadinya kecelakaan di dalam pesawat Lion Air JT-610.
"Tak mungkin. Keadaannya pesawat sudah tenggelam. Keadaan korban pun belum ditemukan lagi. Menurut saya sangat tidak mungkin," katanya kepada wartawan Tirto, Senin (29/10/2018) siang, sembari menggeleng-gelengkan kepala.
Ucapan Hendra terkait beberapa video dan foto yang viral di internet, yang diklaim merupakan situasi detik-detik sebelum terjadinya kecelakaan.
Editor: Yulaika Ramadhani