Menuju konten utama

Penyebab Gempa Turki-Suriah, Jumlah Korban, dan Info Terkini

Apa penyebab gempa Turki-Suriah menurut para ahli dan info terkininya.

Penyebab Gempa Turki-Suriah, Jumlah Korban, dan Info Terkini
Orang-orang dan tim darurat mencari orang-orang di puing-puing di sebuah bangunan yang hancur di Gaziantep, Turki, Senin, 6 Februari 2023. (AP Photo/Mustafa Karali)

tirto.id - Gempa berkekuatan 7,8 skala richter menimpa wilayah Turki dan Suriah. Gempa ini menelan korban jiwa 2.921 orang di Turki dan 1.444 orang di Suriah, menurut data hingga Senin, (7/2/2023).

Gempa pertama terjadi pada Senin pagi pukul 4.17 pagi waktu setempat, kemudian muncul gempa susulan berkekuatan 7,5 SR beberapa jam setelahnya. Total korban gempa lebih dari 4.300 orang.

Selain itu, di Turki setidaknya terdapat 13.293 orang terluka dan lebih dari 5.600 bangunan hancur. Saat gempa terjadi pada dini hari gedung-gedung penuh dengan keluarga yang sedang tidur sehingga kebanyakan orang berada di dalam ruangan.

Rentetan gempa yang terjadi kali ini rupanya menjadi bencana paling mematikan yang melanda negara tersebut dalam 20 tahun terakhir.

Hingga kini operasi pencarian dan penyelamatan masih dilakukan melalui runtuhan bangunan serta harus melawan suhu dingin.

Penyebab Gempa di Turki dan Suriah Menurut Ahli

Merujuk laman The Conversations, gempa menyebar ke arah Timur Laut sehingga menghancurkan wilayah Turki Tengah dan Suriah.

Pusat gempa berada sekitar 26 km dari wilayah Timur kota Nurdagi, Turki pada kedalaman 18 km di Patahan Anatolia Timur.

Gempa yang menewaskan ribuan orang tersebut merupakan gempa yang besar dan parah dikarenakan daerah Turki rawan gempa karena terletak di persimpangan tiga lempeng tektonik yang membentuk kerak bumi yaitu lempeng Anatolia, Arab, dan Afrika.

Arab bergerak ke Utara menuju Eropa, sehingga menyebabkan lempeng Anatolia yang diduduki Turki terdorong ke arah Barat. Terlebih lagi Patahan Anatolia Timur merupakan sesar geser.

Pergerakan lempeng tektonik membangun tekanan pada zona patahan di perbatasannya. Pelepasan tekanan secara tiba-tiba inilah yang menyebabkan gempa bumi dan getaran tanah.

Gempa terbaru ini kemungkinan besar terjadi di salah satu patahan utama yang menandai batas antara lempeng Anatolia dan Arab, baik patahan Anatolia Timur atau patahan Transformasi Laut Mati.

Hal ini merupakan "strike-slip faults" yang berarti mereka mengakomodasi beberapa gerakan lempeng yang bergerak melewati satu sama lain.

Selama abad ke-20, Patahan Anatolia Timur menghasilkan sedikit aktivitas seismik besar. Wilayah tersebut sebelumnya juga pernah dilanda gempa yang terdaftar di atas 6,0 skala richter sebanyak 3 kali sejak tahun 1970, menurut Survei Geologi AS.

Kemudian pada tahun 1822 terjadi gempa berkekuatan 7,0 di wilayah yang sama dan menewaskan sekitar 20.000 orang.

Situasi Terkini Gempa Turki dan Suriah

Akibat dari gempa berkekuatan besar yang melanda Turki dan Suriah tersebut mengakibatkan bangunan-bangunan hancur. Saat ini proses evakuasi terus berlanjut karena adanya gempa susulan.

Melansir dari laman The National News, reruntuhan seluruh kota di Antakya, Provinsi Hatay merupakan salah satu kota yang hancur akibat gempa hari Senin.

Di sisi lain, tim penyelamat melakukan evakuasi di sebuah bangunan rumah sakit terus mencari korban melalui reruntuhan bangunan di Iskenderun. Namun, cuaca beku menghambat upaya penyelamatan.

Fokus utama evakuasi dilakukan pada reruntuhan gedung dikarenakan gempa yang terjadi pada dini hari di saat orang-orang masih tidur, sehingga memaksimalkan pencarian korban pada bangunan yang runtuh.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Dipna Videlia Putsanra