Menuju konten utama

Penyebab Berat Badan Naik Drastis: Perubahan Hormon hingga Obat

Bertambahnya berat badan secara mudah dapat disebabkan oleh metabolisme yang lebih lambat dari rata-rata.

Penyebab Berat Badan Naik Drastis: Perubahan Hormon hingga Obat
Ilustrasi Timbangan Badan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bergesernya jarum timbangan ke arah kanan lazim terjadi mengikuti tumbuh kembang tubuh.

Kenaikan berat badan pun biasa terjadi ketika seseorang meningkatkan konsumsi makanan atau cairan tanpa meningkatkan aktivitas harian.

Asupan kalori akan meningkat, sementara jumlah kalori yang terbakar justru menurun, hal ini mengakibatkan berat badan membengkak.

Melansir Live Strong, bertambahnya berat badan secara mudah dapat disebabkan oleh metabolisme yang lebih lambat dari rata-rata.

Selain itu, persepsi tentang jumlah kalori masuk dan yang dibakar juga harus sesuai dengan yang benar-benar masuk dan yang benar-benar dibakar.

Apabila Anda mengalami kesulitan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis.

Sementara itu, peningkatan berat badan secara drastis bisa jadi mengindikasikan kondisi kesehatan tertentu.

Beberapa faktor peningkatan berat badan secara drastis dapat dipengaruhi oleh berikut ini melansir dari Medical News Today:

1. Perubahan hormonal tubuh

Pada usia 45 atau 55 tahun, biasanya perempuan akan memasuki tahap menopause. Kadar hormon estrogen pada tahap ini akan menurun dan menyebabkan wanita mengalami kenaikan berat badan di sekitar perut dan pinggul.

Selain itu, wanita yang divonis dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) pun dapat mengalami kenaikan berat badan secara drastis.

Perubahan hormon pada usia pertengahan juga dapat memicu metabolism lambat, yang mengakibatkan penambahan berat badan.

Kondisi medis lain yang mempengaruhi kadar hormon tubuh pun bisa meningkatkan berat badan secara mudah termasuk hipotiroidisme, peningkatan hormon kortisol atau hormon stres, dan peningkatan produksi hormon aldosteron.

2. Haid atau menstruasi

Siklus menstruasi pun kerap membuat para wanita mengalami peningkatan berat badan secara drastis.

Hal ini disebabkan karena mereka kerap mengalami retensi air dan kembung saat menstruasi.

Perubahan hormon estrogen dan progesteron saat menstruasi pun dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Kenaikan berat badan akibat siklus haid biasanya akan mereda saat periode menstruasi berakhir.

Namun, penambahan berat badan dapat kembali muncul di periode selanjutnya atau ketika siklus ovulasi.

3. Retensi cairan

Pertambahan berat badan yang cepat tanpa sebab yang jelas bisa juga disebabkan oleh retensi cairan.

Hal ini menyebabkan adanya edema, yang juga disebut dengan pembengkakaan akibat cairan. Akhirnya, anggota badan seperti tangan, kaki, wajah, atau perut dapat terlihat membesar.

Orang-orang yang memiliki riwayat gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, atau sedang mengonsumsi obat tertentu dapat mengalami kenaikan berat badan jenis ini.

4. Obat-obatan

Seperti yang telah disebutkan, mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat mengakibatkan peningkatan berat badan secara drastis.

Beberapa obat yang dapat mempengaruhi angka timbangan tersebut termasuk kortikosteroid, antidepresan, obat antipsikotik, atau pil KB.

Gejala Kenaikan Berat Badan

Gejala kenaikan berat badan secara tidak sengaja dan drastis tersebut dapat berbeda pada setiap orang tergantung pada penyebabnya.

Salah satu yang patut diamati adalah rasa ketidaknyamanan pada perut atau nyeri dan kembung.

Selain itu, Anda pun dapat mengalami pembengkakan di area perut atau area tubuh lainnya.

Namun, Healthline merekomendasikan perlunya konsultasi ke dokter atau penyedia layanan kesehatan bila kenaikan berat badan juga diiringi dengan gejala berikut ini:

- Demam

- Sensitivitas kulit

- Sesak napas

- Palpitasi jantung

- Berkeringat

- Perubahan penglihatan

Ketika gejala ini menyertai penambahan berat badan yang drastis, kadang-kadang dapat menandakan adanya masalah kondisi kesehatan.

Baca juga artikel terkait BERAT BADAN MENGINGKAT atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari

Artikel Terkait