Menuju konten utama

Penyakit Kuning pada Bayi: Kenali Penyebab, Risiko dan Pengobatan

Mengenal gejala dan penyebab penyakit kuning pada bayi, gejala serta bagaimana pengobatannya. 

Penyakit Kuning pada Bayi: Kenali Penyebab, Risiko dan Pengobatan
Ilustrasi bayi berbaju kuning. foto/istockphoto

tirto.id - Bayi Kartika Putri yang bernama Khalisa Aghnia Bahira harus dirawat karena bilirubin tinggi atau lebih dikenal dengan sakit kuning.

Penyakit bayi kuning ialah kondisi di mana kulit bayi menjadi kekuningan dan matanya terlihat memutih. Kondisi ini disebabkan tingkat bilirubin yang tinggi dalam darah bayi yang baru lahir.

Mayoclinicmenjelaskan, bilirubin adalah zat kuning yang berasal dari sel darah merah yang rusak secara alami.

Hati akan mengeluarkan bilirubin dari darah dan mengeluarkannya ke dalam usus sehingga dapat meninggalkan tubuh. Tetapi pada kasus penyakit kuning billirubin tidak bisa diproses oleh hati secara normal atau dalam penghancuran sel darah billirubin yang dihasilkan terlalu banyak. Sehingga hal itu membuat kulit dan mata menjadi kuning atau memutih.

Penyakit kuning pada bayi ini muncul 2-4 hari setelah bayi lahir dan hilang pada saat bayi berusia 2 minggu.

Sebagian besar jenis penyakit kuning hilang dengan sendirinya. Namun bagi sebagian yang lain akan membutuhkan pengobatan untuk menurunkan kadar bilirubin.

Gejala Penyakit Kuning

Bayi dengan penyakit kuning memiliki kulit yang terlihat kuning. Dimulai dari wajah, dada, perut, dan kaki. Lalu pada bagian mata yang berwarna putih juga akan terlihat kuning.

Bayi dengan kadar bilirubin yang sangat tinggi mungkin mengantuk, rewel, floppy, atau sulit makan.

Penyakit kuning mungkin sulit dilihat, terutama pada bayi dengan kulit gelap. Untuk memeriksanya tekan lembut kulit di hidung atau dahi bayi.

Jika itu adalah penyakit kuning, kulit akan tampak kuning ketika kita mengangkat jari. Selain itu ada beberapa tanda seperti:

- Bayi mulai terlihat atau tampak sakit

- Ia tidak makan dengan baik

- Lebih mengantuk dari biasanya

Penyebab

Dilansir dari Kids Health seorang bayi lebih mungkin terkena penyakit kuning ketika dia:

- Lahir prematur. Bayi prematur bahkan kurang siap untuk mengeluarkan bilirubin. Mereka juga dapat memiliki masalah pada tingkat bilirubin yang lebih rendah daripada bayi yang dilahirkan normal.

- Tidak mendapatkan ASI yang cukup. Hal ini sering terjadi dalam beberapa hari pertama kelahiran, karena ASI belum masuk atau bayi mengalami kesulitan menyusui. Jika bayi menderita penyakit kuning jenis ini atau jaundice menyusui sebaiknya mulailah menyusui lebih sering.

ASI mencegah hati dengan cepat mengeluarkan bilirubin. Ini disebut ikterus ASI dan terjadi setelah minggu pertama kehidupan. Kadar bilirubin perlahan membaik selama 3-12 minggu.

- Memiliki golongan darah yang berbeda dari ibu. Jika ibu dan bayi memiliki jenis darah yang berbeda, tubuh ibu membuat antibodi yang menyerang sel darah merah bayi. Ini terjadi ketika golongan darah ibu adalah O dan golongan darah bayi adalah A atau B (ketidakcocokan ABO) atau yang faktor Rh ibu (protein yang ditemukan pada sel darah merah) adalah negatif dan bayi Rh positif.

- Memiliki masalah genetik yang membuat sel darah merah lebih rapuh. Sel darah merah lebih mudah terurai dalam masalah kesehatan seperti herediter spherocytosis dan defisiensi G6PD.

- Terlahir dengan angka sel darah merah tinggi (polisitemia) atau memar besar di kepala (cephalohematoma)

Bagaimana Penyakit Kuning diobati?

Pengobatan tergantung pada penyebab penyakit kuning, kadar bilirubin, dan usia bayi. Penyakit kuning ringan hilang setelah 1 atau 2 minggu karena tubuh bayi menyingkirkan bilirubin ekstra sendiri. Untuk bayi baru lahir dengan penyakit kuning menyusui, ibu harus menyusui bayi lebih sering.

Jika bayi tidak mendapat cukup ASI, dokter mungkin menyarankan untuk menambahkan susu formula.

Untuk kasus penyakit kuning yang lebih serius, pengobatan harus dimulai sesegera mungkin. Bayi harus mendapatkan beberapa asupan seperti:

- Cairan. Kehilangan cairan ( dehidrasi ) akan menyebabkan kadar bilirubin meningkat.

- Fototerapi. Bayi berbaring di bawah lampu dengan pakaian sedikit sehingga kulit mereka terbuka. Cahaya mengubah bilirubin menjadi bentuk yang dapat dengan mudah keluar dari tubuh. Selimut terapi cahaya juga dapat digunakan.

- Tukar transfusi darah. Prosedur darurat ini dilakukan jika kadar bilirubin yang sangat tinggi tidak turun dengan fototerapi. Darah bayi diganti dengan darah dari donor untuk menurunkan kadar bilirubin dengan cepat.

- Intravena imunoglobulin (IVIg). Bayi dengan jenis darah yang tidak kompatibel mendapatkan ini melalui infus (ke dalam vena). IVIg memblok antibodi yang menyerang sel darah merah dan mengurangi kebutuhan akan transfusi tukar.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo