tirto.id - Kinerja pasar modal Indonesia hingga memasuki bulan Juli 2020 masih menunjukkan pelemahan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia bahkan termasuk yang paling jeblok karena mengalami penurunan cukup dalam.
"Kalau dibandingkan dengan negara lain di regional, Indonesia itu termasuk yang paling besar nomor dua setelah Filipina penurunan indeksnya,” kata Plt Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal IIA Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yunita Linda Sari dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/7/2020).
Ia menjelaskan, sampai dengan 21 Juli 2020, OJK mencatat kinerja pasar saham masih menunjukkan pelemahan, yakni dengan penurunan sebesar 18,8 persen.
“Market kapitalisasi itu juga sedikit turun, kemudian kalau dilihat dari kondisi net buy atau sell investor asing itu juga masih menunjukkan kondisi yang sedikit negatif (-1,13 WTD),” jelas dia.
Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, 21 Juli 2020, IHSG ditutup di posisi 5.114,71. Posisi ini turun 18,81 persen year-to-date (ytd).
Penurunan terbesar dialami oleh indeks saham di Filipina (PSEi) yang ditutup di posisi 6.136,31 pada hari yang sama, 21 Juli 2020. Posisi ini turun 21,48 persen ytd.
Sementara itu, 10 negara lain posisinya lebih baik dari Indonesia dan Filipina. Urutannya yaitu Singapura (STI) yang hanya turun 18,23 persen ytd, Thailand (SET) turun 12,91 persen ytd, Hong Kong (HSI) turun 9,06 persen ytd.
Ada empat negara yang bursa sahamnya masih mampu mencatat penguatan. Seperti Malaysia (KLCI) yang naik 0,51 persen ytd, Korea Selatan (KOSPI) naik 1,42 persen ytd, Taiwan (TWSE) naik 3,34 persen, dan yang tertinggi China (Shanghai), naik 8,88 persen.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti