Menuju konten utama

Penumpang Angkutan Udara Dominasi Mudik Natal 2024

Dominasi peningkatan angkutan udara ini menunjukkan animo masyarakat untuk menggunakan angkutan udara masih tinggi.

Penumpang Angkutan Udara Dominasi Mudik Natal 2024
Calon penumpang berjalan di selasar Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

tirto.id - Pergerakan penumpang pesawat hingga H+1 Natal masih mendominasi dibandingkan dengan moda angkutan umum lainnya. Secara kumulatif tercatat hingga H+1 realisasi penumpang pesawat mencapai 2.468.492 orang, naik 9,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

“Ini menjadikannya sebagai moda transportasi dengan kontribusi signifikan sebesar 31,4 persen dari total keseluruhan penumpang angkutan umum yang berjumlah 7.871.391 orang," ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Budi Rahardjo, dalam keterangannya dikutip Sabtu (28/12/2024).

Angka ini menunjukkan dominasi angkutan udara dibandingkan moda lainnya seperti angkutan kereta api (23,9 persen), angkutan penyeberangan (16,9 persen), angkutan jalan (17,7 persen), dan angkutan laut (10,1 persen).

Budi menyampaikan, dominasi peningkatan angkutan udara ini menunjukan animo masyarakat untuk menggunakan angkutan udara masih tinggi. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah terkait penurunan harga tiket pesawat sebesar 10 persen yang memberikan dampak positif terhadap sektor penerbangan, sehingga tingkat okupansi penerbangan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

“Ini menunjukkan efektivitas langkah pemerintah dalam mengakomodasi kebutuhan mobilitas masyarakat, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor transportasi udara secara berkelanjutan," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan data yang terkumpul pada Posko Pusat Angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, diketahui terjadi kecenderungan penurunan pada moda lain yaitu angkutan jalan dengan akumulatif jumlah penumpang sebesar 1.393.398 orang, turun 16 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hal yang sama terjadi pula pada angkutan penyeberangan. Hingga 27 Desember 2024 pukul 08.00 WIB, tercatat akumulatif jumlah penumpang sebesar 1.328.693 orang. Angka tersebut turun 12 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pada moda kereta api, kumulatif jumlah penumpang antar kota terhitung sebesar 1.884.613 orang, turun 4,52 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan juga terjadi pada moda transportasi laut. Akumulatif jumlah penumpangnya sebesar 796.195 orang atau turun 6,5 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Jumlah Kendaraan di Jalur Puncak Bogor Meningkat

Di sisi lainnya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) juga melaporkan adanya peningkatan volume kendaraan di jalur utama wilayah Jabodetabek khususnya pada jalur menuju Puncak Bogor pada H+1 periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025,

Berdasarkan data pemantauan ATCS BPTJ pada Kamis (26/12/2024), ruas Jalan Raya Puncak (Gadog) tercatat 14.524 kendaraan masuk Jabodetabek dengan peningkatan harian sebesar 10,2 persen, sementara 13.769 kendaraan keluar Jabodetabek dengan peningkatan tahunan mencapai 18,5 persen.

Selain itu, arus lalu lintas di ruas Jalan Raya Puncak juga mengalami peningkatan. Tercatat 16.879 kendaraan masuk Jabodetabek, naik 16,7 persen dibanding hari sebelumnya. Kendaraan yang keluar Jabodetabek di lokasi ini mencapai 15.999, meningkat 19,4 persen secara harian.

Angka-angka di atas menunjukkan antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan libur panjang Nataru untuk berwisata maupun kembali ke wilayah asal.

“Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mematuhi aturan lalu lintas, dan mengatur waktu perjalanan guna menghindari kemacetan," sebut Budi.

Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Perhubungan, terdapat potensi terjadinya puncak arus keberangkatan jelang tahun baru pada 1 Januari 2025. Untuk itu, seluruh jajaran yang terlibat pada penyelenggaraan angkutan Nataru 2024/2025 masih terus mewaspadai perkembangan yang terjadi di lapangan.

Terlebih menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdapat potensi cuaca buruk selama masa penyelenggaraan Nataru 2024/2025.

Baca juga artikel terkait NATARU atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang