tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi puncak arus balik Nataru (Natal dan Tahun Baru 2025) akan terjadi pada awal bulan ini.
Masyarakat dapat mempersiapkan perjalanan dengan baik agar tidak kehabisan tiket atau mengalami kemacetan pada puncak arus balik Nataru kali ini.
Usai Nataru, masyarakat akan kembali ke kediaman masing-masing untuk melanjutkan rutinitasnya.
Berkaitan dengan Nataru, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat potensi pergerakan masyarakat pada saat Nataru 2025 mencapai 110,67 juta orang.
Jumlah tersebut setara dengan 39,3% jumlah penduduk dan mengalami kenaikan 2,8% dibanding tahun sebelumnya.
Kemenhub juga membuka posko Nataru di sejumlah titik mulai 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.
Sebagai upaya mitigasi kemacetan, Kemenhub menyiapkan kebijakan strategis infrastruktur transportasi selama Nataru 2025.
Kebijakan strategis tersebut berkaitan dengan armada angkutan darat, angkutan laut, angkutan udara dan angkutan kereta api.
Selain itu, pemerintah juga menetapkan SKB Pengaturan Lalu Lintas Nataru 2024/2025 diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Korlantas POLRI, dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk mengurai pergerakan masyarakat selama libur Nataru.
Data Angkasa Pura, terdapat peningkatan 10% jumlah tiket yang terjual selama Nataru 2025 dari tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari jumlah penumpang yang ada 37 bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura. Pada periode Nataru, penumpang pesawat diprediksi mencapai 9,3 juta penumpang.
Arus Balik Libur Natal dan Tahun Baru 2025 Sampai Tanggal Berapa?
Puncak Arus balik libur Nataru 2025 diperkirakan berlangsung 2 Januari hingga 4 Januari 2025.
Masyarakat disarankan untuk untuk pulang lebih awal agar terhindar dari kepadatan pergerakan di jalan.
Berkaitan dengan puncak arus balik, pemerintah akan mengatur lalu lintas Nataru dengan sistem satu arah (one way) dan sistem lajur pasang surut/tidal flow (contraflow).
Kemudian, Kementerian Pekerjaan Umum menyiapkan 393 posko di titik yang telah ditentukan dan tim tanggap bencana untuk mengantisipasi kondisi darurat seperti banjir, genangan air, dan tanah longsor.
Kementerian PU menyiapkan 440 unit alat berat dan 137 titik material untuk penanganan bencana yang mungkin terjadi.
Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia sebagai salah satu perusahaan penyedia transportasi menambah 2.000 tenaga kerja yang tersebar di 50 stasiun untuk mengantisipasi lonjakan penumpang arus balik Nataru 2025.
Info Lalu Lintas saat Arus Balik Nataru 2025
Menghadapi puncak arus balik Nataru 2025, pemerintah akan menerapkan sistem satu arah (one way) dan sistem lajur pasang surut/tidal flow (contra flow). Rekayasa lalu lintas tersebut bertujuan untuk mengurai kepadatan kendaraan di beberapa titik.
Salah satu ruas jalan yang menerapkan rekayasa lalu lintas contraflow (membuka jalur dari arah berlawanan) di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek. Hal ini dilakukan karena padatnya arus lalu lintas dari arah Cikampek menuju Jakarta pada arus balik Nataru 2025.
Rekayasa lalu lintas contraflow diterapkan apabila arus lalu lintas padat atas diskresi dari Kepolisian. Namun jika lalu lintas berangsur lancer, contraflow akan dihentikan.
Selain kemacetan, sejumlah jalan tol juga sedang ada pekerjaan jalan yang berlangsung pada puncak arus balik Nataru 2025.
Berikut daftar aktivitas pekerjaan jalan yang sedang berlangsung:
- Tol Jakarta - Tangerang (Janger): di Kedoya KM 03+500 arah Bitung (pekerjaan perbaikan jalan di lajur 1-2/kiri-tengah)
- Tol Jagorawi (2 November 2024-2 Januari 2025): di Cimanggis KM 18+000 - KM 17+800 arah Jakarta (pekerjaan perbaikan badan jalan tol (tebing) di lajur bahu luar/kiri)
- Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) (8 Oktober 2024-28 Februari 2025): di Jatiasih KM 43+000 - KM 42+800 arah TMII (pekerjaan pembuatan Rest Area/SPBU di row/kiri)
- Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) (8 Oktober 2024-28 Februari 2025): di Jatiasih KM 43+000 - KM 42+800 arah TMII (pekerjaan pembuatan Rest Area/SPBU di row/kiri)
- Tol Jagorawi (15 Oktober 2024-2 Januari 2025): di Bogor KM 42+000 - KM 41+000 arah Jakarta (pekerjaan pelebaran jalan di bahu luar/kiri)
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Dipna Videlia Putsanra
