tirto.id - Hepatitis B merupakan jenis penyakit infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Jenis penyakit ini, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), masih jadi masalah global.
Berdasarkan data WHO, prevalensi hepatitis B adalah yang tertinggi berada di wilayah Pasifik Barat dan wilayah Afrika, di mana masing-masing kasus menginfeksi 6,2 persen dan 6,1 persen dari populasi orang dewasa.
Sementara di wilayah Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Eropa, diperkirakan menginfeksi 3,3 persen, 2,0 persen, dan 1,6 persen dari populasi umum. Dan di wilayah Amerika, 0,7 persen dari populasi terinfeksi hepatitis B.
Tanpa penanganan tepat, infeksi dari virus ini bisa mengarah pada sirosis atau kondisi organ hati yang rusak akibat terbentuknya jaringan parut, kanker hati hingga mengakibatkan kematian. Jalur penularan hepatitis B bisa terjadi melalui berbagai cara: mulai dari ibu ke bayi, suntikan medis, hingga penularan seksual.
Berikut adalah cara penularan hepatitis B seperti dilansir Hepatitis Victoria:
- Ibu ke bayi
Ibu dengan hepatitis B kronis memiliki kemungkinan 95 persen akan menularkan kepada bayinya. Jika tim medis tidak melakukan langkah untuk mencegah penularan, maka ada kemungkinan 90 persen bayi tersebut akan mengembangkan hepatitis B kronis (jangka panjang).
Salah satu langkah penting dalam menghentikan siklus hepatitis B kronis adalah dengan melakukan diagnosis dan pemantauan pada ibu hamil.
Namun demikian, ibu yang menderita hepatitis B tetap aman menyusui karena penyakit itu tidak menular lewat ASI.
Hepatitis B dapat ditularkan jika puting payudara pecah atau berdarah, namun jika bayi telah divaksinasi, ia terlindungi dari risiko rendah penularan dengan cara ini.
Jika bayi belum divaksinasi, ibu hanya perlu memeras dan membuang ASI apabila puting susu pecah dan berdarah, dan memulai kembali menyusui saat puting susu sudah sembuh.
- Penularan seksual
Hepatitis B dapat ditularkan melalui air mani dan cairan vagina. Penularan seksual lebih mungkin terjadi jika tindakan seksual menyebabkan kerusakan kulit atau infeksi menular seksual (IMS) lainnya. IMS dapat menyebabkan bisul dan pecah di kulit daerah genital, yang dapat meningkatkan risiko tertular hepatitis B.
Untuk itu, perlu menggunakan berbagai pengaman saat berhubungan seks seperti kondom, pelumas dan sarung tangan. Selain itu, hindari untuk berbagi mainan seks atau pastikan mainan seks dibersihkan dan didesinfeksi secara menyeluruh sebelum dipakai.
- Penggunaan suntikan
Peralatan suntikan termasuk jarum, jarum suntik, sendok, penyeka, tourniquets, air dan filter diyakini rentan bisa menjadi media penularan hepatitis B. Sebab, saat tim medis menyuntik, biasanya bercak darah kecil akan menempel pada jarum suntik, jari, tourniquet, bahkan di atas bangku dan meja. Dari sana penularan dapat terjadi.
- Seni tubuh dan tindik
Secara hukum, semua operator seni tubuh, termasuk tato dan tindik harus mengikuti pedoman pengendalian infeksi. Seni tubuh dan prosedur penindikan harus selalu dilakukan dalam kondisi steril dan meskipun jarum sekali pakai sudah dilakukan, tabung pewarna dan pewarna (tempat tinta) dapat digunakan kembali untuk banyak pelanggan. Pastikan tempat Anda menato atau menindik tubuh adalah tempat yang steril.
- Cedera akibat alat kesehatan
Hal ini biasanya terjadi di lingkungan kerja seperti rumah sakit dan klinik, di mana penanganan barang berdarah juga dapat menimbulkan risiko. Secara keseluruhan risiko tertular hepatitis B dari cedera akibat jarum suntik (atau benda tajam) di lingkungan perawatan kesehatan mencapai sekitar 30 persen.
Risiko ini tergantung pada sejumlah faktor, seperti ukuran jarum dan kedalaman penetrasi yang dicapai. Petugas layanan kesehatan dan penahanan disarankan untuk divaksinasi terhadap hepatitis B dan mengambil tindakan pencegahan infeksi setiap saat.
Mengalami cedera akibat jarum suntik saat mengambil sampah atau menginjak jarum bekas di tempat umum, seperti jalan, taman atau pantai, dianggap sebagai sumber risiko penularan hepatitis B. yang sangat berisiko rendah.
- Prosedur medis gigi
Menjalani perawatan medis gigi di beberapa negara, terutama negara-negara dengan tingkat hepatitis B tinggi, mungkin bisa tertular virus tersebut. Untuk itu, tetap harus waspada dan berhati-hati.
- Berbagi pisau cukur, sikat gigi, dan alat pribadi lainnya
Barang-barang yang digunakan untuk kebersihan sehari-hari dapat menghadirkan kemungkinan risiko penularan jika ada darah. Untuk meminimalkan risiko penularan di dalam rumah, disarankan agar orang tidak berbagi pisau cukur, sikat gigi (karena kemungkinan gusi berdarah) dan alat pribadi yang tajam.
Saat menyeka tumpahan darah, disarankan untuk memakai sarung tangan dan menggunakan handuk kertas dan air sabun hangat (pemutih juga dapat digunakan untuk mendisinfeksi area).
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto