Menuju konten utama

Pentingnya Proteksi Diri untuk Wanita

Wanita yang tidak bekerja bukan tidak berarti tidak perlu proteksi. Membeli aset ataupun proteksi asuransi tetap penting untuk wanita, baik yang bekerja ataupun tidak.

Pentingnya Proteksi Diri untuk Wanita
Ilustrasi. FOTO/Istock

tirto.id - Menghargai diri sendiri, dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan memberikan perlindungan kepada diri. Di bawah terik sinar matahari di kawasan katulistiwa ini, perempuan sibuk memoles wajah dengan krim SPF, menggenakan topi atau membawa payung.

Itu baru contoh kecil dalam melindungi diri. Contoh lainnya adalah dengan mengumpulkan aset, agar dapat membuat diri menjadi aman dan mandiri secara finansial.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah membeli asuransi jiwa, agar jiwa pun terlindungi. Para perempuan yang bekerja, sebagian kebutuhan perlindungannya sudah ditanggung oleh perusahaan pemberi kerja, seperti perlindungan kesehatan. Tetapi kadang kala perlindungan ini kurang, sehingga masih harus ditambah. Dalam beberapa hal, perempuan lebih rentan penyakit dibandingkan dengan laki-laki. Jaminan kesehatan publik seperti BPJS Kesehatan merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan perlindungan kesehatan.

Perempuan pekerja yang menderita penyakit berat dan berkepanjangan membuat perekonomian keluarga morat-marit. Tidak hanya perlu dana untuk berobat, tetapi dia juga berpotensi kehilangan pekerjaannya sehingga tidak ada lagi penghasilan yang dibawa pulang ke rumah.

“Perempuan lebih "berpenyakit" dibanding laki-laki. Saat membuat asuransi, maka perempuan akan dikenakan premi lebih tinggi dibanding laki-laki. Jadi risiko sakit perempuan lebih tinggi,” ujar Eko Endarto CFP, Financial Planner dari Finansia Consulting kepada Tirto. Jadi, perlindungan terhadap risiko berbagai penyakit pun harus dicek lagi, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan.

Perlindungan kesehatan dari pemberi kerja dapat dilengkapi dengan membeli perlindungan jiwa. Perempuan pekerja memutuskan untuk meninggalkan rumahnya untuk mencari pekerjaan, mengaktualisasikan dirinya, dan membawa penghasilan pulang. Mereka memiliki mimpi-mimpi indah dengan penghasilan tersebut. Merencanakan membuka bisnis, menyekolahkan anak, berlibur bersama keluarga, membantu suami dalam membeli rumah dan sejuta mimpi indah lainnya.

Jika sakit bahkan meninggal, tentu tidak ada uang yang dihasilkan sehingga mimpi-mimpi itu sulit tercapai. Inilah sebabnya perempuan pekerja memerlukan proteksi jiwa untuk dirinya sendiri. Ketika terjadi risiko seperti sakit sehingga tidak dapat bekerja, atau meninggal, uang pertanggungan asuransi dapat digunakan untuk tetap dapat menggapai mimpi-mimpi tersebut.

Sisihkan sebagian penghasilan untuk membeli premi asuransi kesehatan juga asuransi jiwa. Jika kemalangan menimpa, sudah ada payung untuk berlindung di bawahnya.

Ibu Rumah Tangga

Bagaimana dengan perempuan yang tinggal di rumah ? Mereka tidak memiliki penghasilan sehingga tidak perlu dilindungi. Benarkah demikian ?

Perempuan pekerja dan perempuan yang tinggal di rumah memiliki risiko penyakit yang sama. Jadi, walaupun bekerja di rumah para ibu rumah tangga pun harus melindungi dirinya dengan memiliki asuransi kesehatan, dapat berupa BPJS Kesehatan ataupun asuransi kesehatan swasta.

Dananya? Tentu harus dibicarakan dengan pasangan, sehingga keluarga menyisihkan sebagian penghasilan untuk membeli asuransi kesehatan untuk melindungi ibu. “Perempuan dapat menjadi manajer atau pengelola keuangan keluarga. meskipun tidak bekerja, perempuan dapat menjadi mitra diskusi bagi suaminya dalam mengelola keuangan keluarga. Misalnya dengan mendahulukan alokasi penghasilan untuk pengeluaran yang bersifat wajib dan penting, seperti kebutuhan dasar, pendidikan anak, menabung dan investasi, juga perlindungan seperti asuransi,” kata Agustina Fitri CFP, Head Planner dari OneShield.

Infografik tuan putri

Bagaimana dengan asuransi jiwa ? Perempuan yang bekerja di rumah memang tidak membawa pendapatannya pulang, tetapi mereka mengerjakan banyak sekali tugas lintas profesi: menjadi pengasuh anak, koki, supir anak ke sekolah, mengajar dan lainnya.

Jika si ibu tidak dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan itu karena sakit atau meninggal, keluarga harus mencari orang lain yang bertugas melakukan sederet pekerjaan tersebut. Berarti, keluarga harus mengeluarkan uang ekstra untuk membayar mereka. Jika tidak memiliki asuransi jiwa, ketika ibu rumah tangga meninggal harus ada pengeluaran ekstra. Nah, uang pertanggungan asuransi jiwa dapat digunakan untuk keperluan seperti ini.

Perempuan perlu memiliki pengetahuan tentang investasi, sehingga dapat mengatur dan merencanakan berbagai masalah keuangan keluarga, termasuk memberikan perlindungan terhadap dirinya sendiri. Mobil saja diasuransikan, mengapa perempuan di dalam rumah tangga tidak ?

---

Baca juga:

Wanita Juga Wajib Investasi

Baca juga artikel terkait HARI KARTINI atau tulisan lainnya dari Yan Chandra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yan Chandra & Nurul Qomariyah Pramisti
Penulis: Yan Chandra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti