tirto.id - Sudah bertahun-tahun industri sepeda motor merajai penjualan di Tanah Air. Angka penjualannya terus menciptakan rekor terbaru. Namun, sudah dua tahun terakhir angkanya tidak berubah, bahkan cenderung turun.
Berpatokan pada penjualan sepeda motor yang hanya mencapai 6,48 juta unit pada 2015, para industri pembuat sepeda motor yang tergabung dalam Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) cukup percaya diri untuk menetapkan target penjualan tahun ini menjadi 6,5 juta unit. AISI berharap pasar sepeda motor pulih dari keterpurukan penjualan pada 2015, yang mencatat penurunan hingga 18 persen dari tahun sebelumnya.
Namun, AISI sepertinya harus kembali menelan pil pahit kala catatan penjualan yang ternyata masih jauh dari target. Penjualan sepeda motor anjlok pada bulan Juli 2016. Dibanding Juni, angka penjualan turun dari 518.878 unit menjadi 305.153 unit pada Juli. Angka penjualan merosot cukup besar sehingga hampir menyentuh angka 50 persen. Angka ini disebut-sebut yang terendah sejak 2013.
Tentunya ini membuat industri sepeda motor mulai kelimpungan. Secara keseluruhan, hingga Agustus, penjualan belum menembus 4 juta unit atau baru mencapai 3.983.557 unit. Jika dibanding tahun lalu di bulan yang sama, penjualan sepeda motor sudah mencapai 4,2 juta unit. Melihat industri sepeda motor yang terpuruk, AISI pun mengambil langkah yang realistis untuk menurunkan target penjualan tahunan.
Semula, AISI menargetkan penjualan sepeda motor ditargetkan mencapai 6,5 juta unit untuk tahun ini. Namun, melihat tingkat penjualan yang berjalan lambat, AISI melakukan koreksi untuk target penjualan sepeda motor tahun 2016 menjadi 6,3 juta unit. Kini, untuk kedua kalinya AISI kembali menurunkan target penjualan sepeda motor menjadi 6 juta unit.
Penyebab Turunnya Penjualan
Meskipun pada Agustus 2016 catatan penjualan sepeda motor membaik dengan mencatat penjualan 550.287 unit, namun secara keseluruhan masih jauh dari target. Banyak hal yang menyebabkan penurunan penjualan kendaraan roda dua ini. Ketua Umum AISI, Gunadi Sindhuwinata, mengungkapkan direvisinya target penjualan sepeda motor lantaran daya beli masyarakat yang menurun. Penurunan daya beli masyarakat ini akibat lesunya perekonomian, baik nasional maupun global.
Selain itu, turunnya penjualan sepeda motor pada Juli juga dipengaruhi oleh perilaku konsumen saat Lebaran. Tahun lalu, kinerja bulanan terendah terjadi pada Juli yakni sebanyak 421.838 unit. Adapun pada 2014, torehan penjualan paling buruk terjadi pada Juli yakni sebanyak 534.490 unit, dan pada 2013 terendah terjadi pada Agustus yakni hanya 490.824 unit. Bulan-bulan tersebut bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, sehingga orang memilih menyisihkan dananya untuk mudik ketimbang membeli motor baru.
Ada juga peralihan minat pembeli dari sepeda motor jenis cub atau yang sering disebut motor bebek ke skuter matik dan motor sport. Hal ini menyumbang penurunan pada penjualan jenis motor bebek dan diperkirakan akan menurun tajam pada tahun ini. Meskipun masih dalam kendaraan roda dua, tentunya ini akan berpengaruh pada produsen sepeda motor jenis cub.
"Secara kuantitas, meski tidak banyak, motor bebek akan berkurang tahun ini karena pemainnya juga berkurang. Kalau bicara masalah bertahannya, ya masih, tetapi penjualannya tidak akan melampaui jumlah penjualan tahun lalu" kata Asisten GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Mohammad Masykur, dikutip dari Antara.
Meskipun penjualannya terus menurun, namun motor bebek sepertinya tidak akan "punah" dan tetap bertahan di pasar roda dua Indonesia. Biasanya jenis motor ini dibutuhkan oleh para pedagang untuk membawa barang. Mereka lebih percaya menggunakan motor bebek dari pada motor jenis lainnya.
Di saat yang sama, penjualan mobil laris manis di pasaran. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan penjualan mobil di Agustus 2016 mencatatkan angka paling tinggi sejak awal tahun. Angka itu mencapai 96.294 unit.
Kenaikan penjualan mobil dipengaruhi oleh adanya pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Selama GIIAS 2016 yang digelar dari 11-21 Agustus total ada penjualan sebanyak 20.384 unit,dengan nilai transaksi sebesar Rp6,1 triliun.
Bisa saja sebagian konsumen tak hanya beralih ke skuter metik atau motor sport tapi juga ke mobil. Pembelian mobil yang dimudahkan dengan uang muka yang rendah serta bertebarannya mobil-mobil murah, tentunya dapat membuat sebagian orang beralih ke kendaraan roda empat tersebut.
Setitik Harapan
Tahun 2016 masih tersisa setidaknya sekitar 3 bulan. Meskipun angka penjualan masih jauh dari target, tapi masih ada harapan untuk meningkatkan penjualan sepeda motor. Masih ada pameran Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2016 yang berlangsung pada 2-6 November 2016 menjadi harapan untuk mendorong penjualan agar mencapai target.
Seperti GIIAS yang mampu mendongkrak penjualan mobil, IMOS pun diharapkan dapat mendongkrak penjualan sepeda motor. IMOS dahulu dikenal dengan Jakarta Motorcycle Show yang berlangsung dua tahun sekali. Namun pada 2014, Jakarta Motorcycle Show diubah menjadi Indonesia Motorcycle Show.
Selain melalui pameran, masih ada harapan meraup penjualan dari ekspor. Pada April lalu, ekspor kendaraan roda dua mencapai 23.528 unit, naik 68,4% dari capaian April tahun lalu yang hanya 13.971 unit. Yamaha masih menjadi penguasa pada pasar ekspor dengan torehan penjualan mencapai 14.715 unit pada bulan keempat tahun ini.
Posisi kedua diisi oleh Honda yakni sebanyak 5.261 unit, Suzuki sebanyak 1.452 unit, dan Kawasaki 692 unit. Namun, peningkatan kinerja ekspor ini belum cukup membuat pelaku industri kendaraan roda dua lega. Karena, persentase ekspor hanya berkisar 1% dari total kendaraan yang diproduksi.
Meskipun kecil peluang untuk mencapai target penjualan, tetapi perlu didukung segala upaya untuk kembali menorehkan catatan pembukuan yang bagus untuk penjualan sepeda motor. Peran pemerintah pun sangat penting dalam perbaikan ekonomi yang lesu agar mendorong daya beli masyarakat.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti