Menuju konten utama

Penjualan Eceran Anjlok 20% Saat Ramadan dan Lebaran 2020

Penjualan eceran pada Mei 2020 anjlok hingga 20,6%, dengan penurunan terbesar terjadi pada kelompok sandang.

Penjualan Eceran Anjlok 20% Saat Ramadan dan Lebaran 2020
Calon konsumen memilih produk parfum di sebuah pusat perbelanjaan di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (6/11/2018). ANTARA FOTO/R. Rekotomo/aww.

tirto.id - Ramadan dan Lebaran yang biasanya diwarnai dengan peningkatan penjualan, pada tahun 2020 ini mengalami perubahan signifikan. Pada Ramadan dan Lebaran tahun ini, tingkat penjualan eceran malah mengalami penurunan tajam.

Menurut Survei Penjualan Eceran Mei 2020 yang dirilis Bank Indonesia, penurunan penjualan eceran terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang turun hingga 20,6% (year on year) pada Mei 2020. Penurunan ini juga lebih besar dibandingkan IPR April yang mencatat penurunan 16,9%.

“Penurunan penjualan bersumber dari kontraksi penjualan di seluruh kelompok komoditas yang dipantau. Penurunan terdalam pada subkelompok sandang serta kelompok barang budaya dan rekreasi,” kata Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, dalam siaran persnya, Rabu (8/7/2020).

Sub kelompok sandang mengalami kontraksi hingga minus 74% (yoy) pada Mei. Ini lebih dalam dibandingkan kontraksi pada April sebesar minus 70,9%. Kelompok barang budaya dan rekreasi berada di peringkat kedua yang mengalami kontraksi terdalam hingga minus 53,7% (yoy). Disusul sub kelompok suku cadang dan aksesoris minus 46,9%, dan bahan bakar kendaraan bermotor sebesar minus 45,4%.

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran masih akan mengalami kontraksi pada Juni 2020, meski angkanya akan lebih baik. Hal ini tercermin dari prakiraan pertumbuhan IPR sebesar -14,4% (yoy) Juni 2020, tidak sedalam kontraksi penjualan pada bulan sebelumnya. Perbaikan kinerja penjualan eceran terutama terjadi pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 dan 6 bulan mendatang (Agustus dan November 2020) diprakirakan menurun. Menurunnya tekanan harga tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 dan 6 bulan mendatang (Agustus dan November 2020) masing-masing sebesar 138,6 dan 142,5, lebih rendah dibandingkan dengan 162,4 dan 146,4 pada Juli dan Oktober 2020. Hal tersebut disebabkan responden cenderung masih menjaga harga jual untuk mempertahankan level permintaan.

Baca juga artikel terkait PENJUALAN ECERAN atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Abdul Aziz