tirto.id - Pengeboran sumur, diduga menjadi biang padamnya api abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah. Pengeboran yang dilakukan pada tanggal 12 bulan September lalu itu memunculkan semburan gas.
Dampaknya, pada tanggal 20 September lalu, debit gas pada Situs Api Abadi Mrapen menurun. Apinya jadi mengecil dan akhirnya padam, pada 25 September. Ketika pengeboran terlalu dalam, gas akan keluar. Hal itu diungkapkan Kasi Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto.
"Kemungkinan memang kedalamannya lebih dari 30 meter karena semburan gasnya cukup besar dan kadungan gas Metana-nya juga cukup tinggi karena dari hasil pengecekan dengan alat memang lebih dari 100 ppm," kata Sinung, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (3/10/2020).
"Retakan itulah yang menjadi kewaspadaan masyarakat agar dalam melakukan pengeboran untuk kepentingan air bersih jangan sampai lebih dari 30 meter," imbuhnya.
Kalaupun terjadi kelangkaan air, kata Sinung, maka menjadi tugasnya pemerintah daerah setempat bersama PDAM untuk mengairi.
Sinung menuturkan, saat ini tengah dilakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan api abadi Mrapen tersebut. Ia mengakui sudah menghubungi berbagai pihak, seperti Undip, Akprin Yogyakarta, dan UGM terkait solusi.
"Kami tengah berupaya mencari langkah-langkah yang tepat agar situsnya tetap terjaga karena selama ini tempat tersebut juga menjadi ritual tahunan umat Buddha pada upacara Hari Raya Waisak," ujarnya,
Situs Api Abadi Mrapen juga pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, Hari Olahraga Nasional (Haornas) hingga Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO).
Editor: Dieqy Hasbi Widhana