tirto.id - Pengamat ekonomi, Abra Talattov menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RAPBN-P 2017 akan susah tercapai. Hal itu berdasar pada pertumbuhan ekonomi di dua kuartal tahun ini hanya mencapai 5 persen.
"Dengan melihat kinerja ekonomi Q2, target pertumbuhan 5,2 persen sulit tercapai. Alasannya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga semakin sulit untuk tumbuh melesat," ujar ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) kepada Antara, Senin (7/8/2017).
Baca: BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 5,2 % di Kuartal III
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2017 mencapai 5,01 persen, angka itu relatif melambat karena sama dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2017.
Abra melanjutkan, pada triwulan II-2017, konsumsi rumah tangga tumbuh sekitar 4,95 persen (year on year) atau hanya lebih tinggi 0,01 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Padahal, kata dia, pada tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan II umumnya jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan I.
"Konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penggerak utama perekonomian semakin terseok-seok, mencerminkan daya beli masyarakat yang melemah," kata Abra.
Baca: BPS Klaim Tidak Ada Penurunan Daya Beli Masyarakat
Indikator melemahnya daya beli masyarakat, kata Abra, dapat dilihat dari melambatnya pertumbuhan sektor perdagangan dari 4,96 persen pada triwulan I-2017 menjadi hanya 3,78 persen pada triwulan II-2017.
Menurutnya, hal itu sama pula dengan pertumbuhan sektor industri pengolahan yang pertumbuhannya melambat dari 4,24 persen pada triwulan I-2017 menjadi 3,54 persen pada triwulan II-2017.
"Padahal momen bulan puasa dan Lebaran secara alamiah terjadi peningkatan penjualan," ujar Abra.
Baca: BPS: Ekonomi Indonesia Melambat, Hanya Tumbuh 5,01%
Sebelumnya, BPS mengatakan, salah satu yang berkontribusi terhadap ekonomi pada triwulan II-2017 untuk tumbuh sebesar 5,01 persen (year on year) adalah kinerja investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Pertumbuhan PMTB didorong oleh investasi berupa bangunan, kendaraan dan peralatan lainnya.
Investasi berupa bangunan pada triwulan II-2017 tumbuh seiring dengan meningkatnya aktivitas pada sektor konstruksi seperti pembangunan infrastruktur. Selain itu, investasi juga didukung oleh realisasi belanja modal pemerintah pusat pada APBN 2017 sebesar Rp35,7 triliun atau meningkat 4,36 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto