Menuju konten utama

Pengamat: Pengendalian Tembakau Berdampak pada Industri Kecil

Pengendalian tembakau berdampak pada industri kecil lainnya yang bersinggungan dengan para petani. Hal itu disampaikan oleh Saleh Abdullah (Insist Press)dalam peluncurkan buku "Perlawanan Politik dan Putik Petani Temanggung" di Ruang Yustisia University Club (UC) UGM.

Pengamat: Pengendalian Tembakau Berdampak pada Industri Kecil
Petani memetik daun tembakau sisa panen (solang) di Desa Bunder, Pademawu. Pamekasan, Jatim, Senin (26/9). Sejak sepekan terakhir harga tembakau kembali turun dari Rp30.000-Rp45.000 per kg menjadi Rp12.000-Rp30.000 per kg selain karena faktor cuaca, juga disinyalir karena adanya permainan harga. ANTARA FOTO/Saiful Bahri.

tirto.id - Pengendalian tembakau berdampak pada industri kecil lainnya yang bersinggungan dengan para petani. Hal itu disampaikan oleh Saleh Abdullah Board Executive Insist Press dalam peluncurkan buku "Perlawanan Politik dan Puitik Petani Temanggung" di Ruang Yustisia University Club (UC) UGM.

Saleh Abdullah, pengupas pertama diskusi memaparkan kisah perlawanan para petani yang tertindas dan juga memaparkan dengan rinci dampak turunan dari kebijakan pengendalian tembakau.

"Contohnya bagaimana pengendalian tembakau juga berdampak pada industri kecil lainnya yang bersinggungan dengan para petani. Ada industri asbak dan lain sebagainya. Paparan dampak itu jelas dalam buku ini," papar Saleh.

Sebelumnya, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (28/9/2016) Lembaga kelompok petani dan nelayan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indonesia berharap tidak ada lagi pihak-pihak yang memaksa petani tembakau beralih ke komoditas pertanian lain.

Menurut Ketua Umum KTNA Winarno Tohir, seluruh petani dilindungi perundang-undangan dalam memilih komoditas pertanian yang akan ditanam. Selain itu petani juga dapat gulung tikar jika dipaksa menanam komoditas lain yang tidak dikuasainya.

"Saya mendengar bahwa petani tembakau didesak beberapa pihak untuk beralih ke tanaman lain. Janganlah begitu. Kita (petani) paham betul soal apa yang sebaiknya dan tidak untuk ditanam," kata Winarno.

Dia mengatakan seorang petani umumnya menimba pengetahuan pertaniannya secara turun-temurun sehingga sulit bagi petani memulai menanam komoditas baru.

"Budaya menanam tembakau adalah warisan dari generasi ke generasi. Sekarang harganya lumayan bagus, bisa Rp43.000 per kilogram," katanya.

Menurutnya, tembakau sebagai salah satu komoditas utama bangsa akan tetap memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Dukungan penuh pemerintah melalui penelitian akan sangat membantu kelestarian budidaya tembakau.

"Bertani tembakau di Indonesia adalah budaya. Tembakau Indonesia punya cita rasa yang khas. Tinggal dibutuhkan dukungan pemerintah untuk meriset dan meneliti agar tercipta varietas tembakau yang lebih baik lagi," kata dia.

Dampak-dampak berkelanjutan dari tindakan pengendalian tersebut ditulis dalam buku "Perlawanan Politik dan Puitik Petani Temanggung." Terhadap buku ini, Hairus Salim Direktur Yayasan LKiS menyatakan buku ini bisa jadi tolok ukur kepenulisan disertasi Antropologi karena di dasari dari pengamatan langsung terhadap gerakkan para petani tembakau di Temanggung pada 2012 lalu.

Baca juga artikel terkait TEMBAKAU atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh