Menuju konten utama

Pengamat: Komunitas Driver Online Efektif untuk Kampanye Pilpres

Menurut Ujang, komunitas pengemudi transportasi daring merupakan simbol perjuangan rakyat kecil yang mencari nafkah untuk keluarganya.

Pengamat: Komunitas Driver Online Efektif untuk Kampanye Pilpres
Ilustrasi pengendara GO-JEK. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.

tirto.id - Komunitas pengemudi transportasi daring dianggap bisa menjadi alat kampanye yang efektif untuk para calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin, komunitas pengemudi transportasi daring pasti akan didekati tim sukses capres-cawapres manapun. Sebab, komunitas itu rata-rata beranggota banyak orang dan luas persebarannya.

"Selain karena jumlahnya yang banyak. Mereka merupakan simbol perjuangan rakyat kecil yang mencari nafkah untuk keluarganya," kata Ujang kepada Tirto, Selasa (7/8/2018).

Menurut Ujang, komunitas pengemudi transportasi daring memiliki banyak kelebihan untuk digunakan sebagai alat kampanye. Setidaknya ada dua kelebihan yang mereka miliki dibanding komunitas atau kelompok lain.

Pertama, anggota komunitas itu merupakan orang yang kerap bepergian. Daya tempuh pengemudi transportasi daring bisa digunakan untuk berkampanye masif dari satu titik ke titik lain.

Kedua, komunitas itu dianggap memiliki jaringan yang kuat. Kedekatan sesama pengendara juga menjadi nilai tambah untuk kampanye.

"Kuatnya jaringan yang mereka miliki membuat para politikus banyak yang mendekati," kata Ujang.

Hingga kini, belum ada satu pun komunitas pengemudi transportasi daring yang mendeklarasikan dukungan untuk capres atau cawapres di pemilu 2019.

Pengakuan Ketua Aliansi Driver Online

Ketua Umum Aliansi Driver Online (ADO) Christiansen Ferary Wilmar mengaku kelompoknya pernah didatangi dan ditawarkan parpol untuk mendeklarasikan dukungan terhadap salah satu nama potensial capres.

"Secara organisasi kami tidak mengambil posisi untuk mendukung capres-cawapres. Tapi sudah ada [ajakan dari parpol], saya tidak bisa menyampaikan dari parpol mana," ujar Christiansen kepada Tirto.

Kelompok pengemudi transportasi daring lain yang memutuskan tidak ikut berpolitik pada pemilu 2019 adalah Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) dan Perkumpulan Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Indonesia (PPTJDI).

Anggota Presidium Garda sekaligus Ketua Umum PPTJDI Igun Wicaksono berkata, sikap organisasinya sudah bulat dan tak akan berubah meski nantinya ada ajakan dari parpol untuk mendukung kandidat presiden tertentu.

"Garda murni gerakan aksi roda dua. Aliansi taktis untuk perjuangkan nasib ojek online dan tidak terkait parpol ataupun capres dan cawapres," ujar Igun kepada Tirto.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto