Menuju konten utama

Penelitian Ungkap Paparan Pestisida Berdampak Buruk pada Penciuman

Penelitian ini memeriksa lebih dari 11.200 petani selama periode 20 tahun.

Penelitian Ungkap Paparan Pestisida Berdampak Buruk pada Penciuman
Seorang petani menyemprot pestisida pada tanaman bawang merah berumur muda di Desa Limbangan, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (17/11/2017). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

tirto.id - Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama. Para petani kerap menggunakan pestisida untuk merawat dan menjaga tanaman mereka dari serangan serangga, maupun hewan lain di lingkungan mereka.

Akan tetapi, penelitian terbaru mengatakan pestisida berdampak buruk pada indra penciuman.

Tim peneliti Michigan State University menemukan, ada hubungan antara paparan pestisida yang luar biasa tinggi dan indra penciuman yang buruk di kalangan petani tua. Penelitian ini dipublikasikan Environmental Health Perspective.

Penelitian ini memeriksa lebih dari 11.200 petani selama periode 20 tahun. Pada awal penelitian, sekitar 16 persen dari peserta melaporkan telah mengalami peristiwa paparan pestisida yang tinggi, atau HPEE, seperti sejumlah besar pestisida yang tumpah di tubuh mereka.

Dua dekade kemudian, mereka ditanya apakah menderita gangguan penciuman, sebagian untuk sepenuhnya kehilangan indra penciuman. Petani yang melaporkan HPEE 50 persen lebih mungkin melaporkan indra penciuman yang buruk pada akhir penelitian.

Penelitian juga menunjukkan, mencuci langsung dengan sabun dan air dapat mengurangi dampak pestisida pada tubuh. Membandingkan petani yang tidak pernah terkena paparan tinggi pestisida, mereka yang melakukan dan mencuci dalam waktu tiga jam memiliki risiko sekitar 40 persen bermasalah dengan bau.

Sementara petani yang menunda untuk mencuci badan empat jam atau lebih sejak terpapar pestisida, berpotensi mengalami gangguan dua kali lipat lebih banyak.

"Mempelajari hal ini dapat memberi kita data yang lebih bisa diandalkan tentang paparan pestisida dalam mempelajari populasi umum nantinya. Para petani lebih banyak menggunakan pestisida dan itu adalah bagian dari pekerjaan mereka, mereka lebih cenderung mengingat pestisida apa yang mereka gunakan dan dalam kasus paparan tinggi atau tidak," kata Honglei Chen, penulis penelitian.

Dalam penelitian ini, Chen mampu mengidentifikasi dua insektisida, DDT dan lindane, serta empat pembunuh gulma yaitu alachlor, metolachlor, 2,4-D dan pendimethalin yang menunjukkan hubungan yang lebih besar dengan indera penciuman yang buruk.

"Petani yang melaporkan insiden, yang melibatkan paparan tinggi yang tidak biasa terhadap insektisida organoklorin tertentu seperti DDT dan herbisida termasuk 2,4-D, lebih cenderung memiliki indra penciuman yang buruk. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, tetapi beberapa penelitian telah menghubungkan bahan kimia ini dengan Parkinson dan mungkin juga demensia," kata Chen

Sementara indra penciuman yang buruk telah terbukti sebagai gejala awal Parkinson dan demensia, Chen mengatakan penelitiannya hanya membahas hubungan antara paparan pestisida dan gangguan bau, bukan penyakit neurodegeneratif.

"Kerusakan penciuman mempengaruhi hingga 25 persen dari populasi kami yang lebih tua, dan pemahaman kami tentang apa konsekuensinya masih sangat terbatas. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua dengan indra penciuman yang buruk lebih mungkin meninggal lebih awal, jadi memahami faktor-faktor yang terlibat sangat penting," jelas Chen dilansir Michigan State University.

Infografik SC Dampak Pestisida Bagi Kesehatan

Infografik SC Dampak Pestisida Bagi Kesehatan. tirto.id/Rangga

Baca juga artikel terkait PERTANIAN atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Febriansyah
Editor: Dipna Videlia Putsanra