tirto.id -
Menurut Ujang tawaran itu salah satunya seperti memberikan jabatan yang strategis untuk ketua umum Partai Gerindra itu dalam kabinet kerja Jokowi.
"Menawarkan bar-gaining position. Bisa buat Pak Prabowo atau yang lainnya, seperti orang kepercayaannya yang akan mendapatkan posisi di dalam pemerintah, bisa jadi," ujarnya kepada Tirto, Minggu (21/4/2019).
Ia mencontohkan seperti pilpres Amerika Serikat Barrack Obama melawan Hillary Clinton. Pada saat itu Obama memberikan jabatan Menteri Luar Negeri (Menlu) pada Hillary dalam upaya melakukan rekonsiliasi.
Selain itu menurut Ujang, meskipun nanti kubu Prabowo menjadi oposisi di pemerintahan Jokowi, capres 02 itu tetap mendukung pemerintahan Jokowi agar tetap berjalan dengan baik.
"Jadi semua yang penting win win solution terhadap bangsa dan negara. Bahwa butuh titik pertemuan antara kedua tokoh itu, butuh persatuan agar ke depan Pak Jokowi bisa membangun bangsa," terangnya.
Jika kondisi tidak diadakan pertemuan, Ujang mengkhawatirkan masyarakat akan terus bergejolak seperti saat ini.
Apalagi melihat pendukung Prabowo yang sangat banyak dan tersebar di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, Ujang menyarankan agar keduanya melakukan upaya rekonsiliasi agar masyarakar yang sudah terpolarisasi, dapat bersatu kembali melalui dua tokoh besar, yakni Prabowo dan Jokowi.
"Artinya rekonsiliasi antar tokoh penting agar bisa diikuti oleh pengukungnya," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari